Terowongan Rusak, Ratusan Hektar Sawah Kekeringan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Ratusan hektare sawah di kawasan Desa Buahan, Payangan kekeringan. Penyebabnya sepele, terowongan air yang ada di kawasan subak gede desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar tersebut rusak karena usianya sudah ketuaan.
Gara–gara terowongan rusak, 370 hektar lahan sawah di empat subak Gede, teridiri dari subak Tengitis, Subak Selat, Subak Buahan dan subak Susut mengalami kekeringan.
Ketika dimintai keterangannya, Pekaseh Subak Gede Buahan, Ketut Gunarta didampingi Perbekel Desa Buahan, Wayan Mudiarta mengatakan kekeringan lahan persawahan aktif ini mulai terjadi kurang lebih tiga kali masa tanam yang lalu.
Apes, begitu terowongan mengalami kerusakan, Air yang mengalir di terowongan yang berasal dari sungai Ayung yang terletak di Desa Singaperang, Buahan Kaja tersendat. ”Rusaknya terowongan ini akibat ketuaaan, sehingga tingkat kebocoran mencapai 60 persen – 67 persen, “ jelasnya.
Lebih jauh, Wayan Mudiarta menjelaskan dengan kebocoran yang tinggi ini maka sawah yang ada dihilir terowongan menjadi kekeringan. Salah satunya kekeringan terbesar akibat bocornya terowongan air subak ini terihat di subak Susut yang kekeringannya mencapai 80 persen.
”Kini, sawah-sawah itu hanya diam tegeletak begitu saja. Ironisnya lagi, meski musim hujan turun seperti saat ini rupanya juga belum mampu menggenangi sawah-sawah akibat kebocoran di terowongan air sepanjang 3 km yang sangat besar. Warga subak sempat gagal panen selama tiga kali," katanya.
Sambung, Mudiarta mengaku terkait persoalan ini pemerintah sempat memberikan bantuan penyenderan sepanjang 135 meter. Sayang, upaya itu tak mempan terowongan sepanjang 3 km ini tetap saja mengalami kebocoran. Dari pihak warga sendiri, sudah pernah berembug untuk mencari solusi pemecahan masalah ini. Solusi yang dilakukan diantaranya membuat saluran baru yang diambil secara tegal lurus, sehingga panjangnya mencapai 1,2 km dari sebelumnya yang mencapai 3 km. Untuk membangun terowongan baru ini warga subak telah menyetujui secara swadaya sebesar Rp 500 ribu perorang, dengan jumlah warga sebanyak 552 orang.
Sedangkan untuk membangun terowongan air baru itu, diperlukan biaya Rp 550 ribu permeter dengan panjang 1,2 km. “Kami masih kekurangan biaya sampai Rp 600 juta untuk membangun terowongan baru, unutk mengairi kembali sawah mereka,”ungkapnya.
Reporter: bbn/ctg