Bali Jangan Kembali Seperti Tahun 1965
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Himbauan untuk menjaga Bali agar tetap damai pasca Pilgub Bali terus disuarakan berbagai kalangan di Bali. Mulai Panglima Kodam Udayana hingga kalangan spiritual ikut menyuarakan gema perdamaian untuk Bali.
Himbauan agar Bali tetap damai pasca Pemilihan Gubernur Bali antara lain disampaikan akademisi Hindu dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Prof Dr I Made Titib. Saat bertemu wartawan Sabtu (18/5/2013), Titib menyatakan agar semua masyarakat Bali bisa menerima hasil resmi Pilgub Bali 2013.
"Semua pihak agar nantinya bisa menerima hasil resmi Pilgub Bali. Jangan sampai kembali lagi seperti tahun 1965, ribut hanya untuk kepentingan sesaat. Apapun hasilnya itu merupakan kemenangan rakyat Bali. Semua kita ini bersaudara di Bali. Jika ada saudara yang menang, tentu ada juga yang kalah, itu biasa dalam alam demokrasi," ujar Titib.
Titib berharap setelah hasil Pilgub Bali diumumkan,suasana Bali yang sejuk dapat terus tercipta.
"Masyarakat Bali jangan terpancing oleh kepentingan sesaat, jaga kearifan lokal Bali, tetap bersatu dan jaga suasana agar tetap kndusif, siapapun yang menang, itu saudara kita, pemimpin kita,"ujarnya.
Sementara Tokoh Spiritual Bali, Gusti Ngurah Harta berharap agar para juru bicara kandidat cagub Bali tidak mengeluarkan pernyataan yang menyesatkan.
"Mari kita tunggu hasil KPU, keputusan yang harus kita hormati bersama. Para kandidat agar tidak melakukan hal nista dengan menyatakan diri sebagai pemenang. Pendukung para kandidat juga agar jangan melakukan hal anarkis,"tegasnya.
Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya menegaskan keamanan Bali adalah hal terpenting dan harus. Ia mengimbau kedua kubu calon Gubernur Bali serta masyarakat Bali agar bersabar dan menjaga agar suasana Bali tetap kondusif.
"Mari kita bersabar menunggu penetapan KPU. Mari bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian Bali karena semua pihak bertanggung jawab menjaga Bali. Kalau pilgub Bali aman dan damai hingga akhir, itu bisa menjadi contoh demokrasi dan banyak orang akan belajar demokrasi di Bali. Pariwisata juga bisa lebih maju. Karenanya mari bergandengan tangan saling mengingatkan dan mengajak menjaga Bali agar Ajeg, Santi dan Jagadhita. Mari jaga menyama braya. Jangan rengas, dengang, sengap," ujar Wisnu, usai menghadiri rapat koordinasi di KPU Bali, sabtu (18/5/2013).
Pangdam juga mengingatkan siapapun gubernur dan wakil gubernur yang terpilih nanti agar memegah teguh dan menjalankan konsep kepemimpinan yang tertuang dalam Asta Berata.
Sementara itu Kapolda Bali Irjen Pol Arif Wachyunadi mengapresiasi tahapan pemilu hingga saat ini sudah berjalan aman.
"Sampai saat ini kotak suara sudah ada di 57 kecamatan dan dalam penjagaan ketat TNI, Polri. Mari jaga bersama proses itu agar terwujud Bali yang beriman, aman, lestari, banyak inovasi," katanya.
"Kami berharap pada tanggal 22-23 Mei ada pertemuan lengkap FKPD (Forum Komunikasi Kepala Daerah) tingkat I mulai dari Gubernur, Pangdam, Kapolda, Kejati, Ketua DPRD Bali serta FKPD tingkat II, tim sukses, serta komponen masyarakat,"imbuhnya.
Ketua KPU Bali Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa mengakui adanya saling klaim kemenangan kedua belah pihak membuat masyaratak bingung dan bertanya-tanya. Hal itu juga membuat KPU Bali galau.
"Kedua kubu saling klaim membuat kami galau dan masyarakat juga galau. Semua menanyakan ke KPU Bali tetapi kami belum mengeluarkan data hasil rekapitulasi perhitungan suara baik secara informal dan formal. Kami sepakat memberikan dan mengumumkan hasil itu 25-26 Mei," papar Lanang.
Lanang menegaskan pihaknya tetap berpatokan dengam tahapan di KPU sesuai proses rekapitulasi yang berjalan.
"Kami juga mengimbau agar masyarakat tidak ikut berpolemik karena ada pendukung salah satu kandidat yang sudah syukuran kemenangan. Tentu itu membuat suasana tidak nyaman," pungkasnya.
Reporter: Kominfo NTB