search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
SMAN 2 Denpasar Bantah Larang Siswinya Berjilbab
Kamis, 9 Januari 2014, 21:44 WITA Follow
image

google.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Denpasar, Bali membantah telah mengeluarkan larangan kepada siswinya mengenakan jilbab dilingkungan sekolah. Wakil Kepala dan Humas SMAN 2 Denpasar Made Semadi Yasa juga menepis sejumlah pemberitaan terkait sekolahnya diinfokan melarang siswinya berjilbab dan meminta mereka yang melanggar agar pindah sekolah jika ngotot berjilbab.

Semadi Yasa membantah keras dalam kasus Anita salah satu siswi kelas XIII IPA, yang diberitakan bahwa pihak sekolah mengusirnya dengan menyuruh pindah ke sekolah lain karena mengenakan jilbab. "Sepengetahuan saya, Anita di sekolah tidak mengenakan jilbab kecuali di luar sekolah saya tidak mengetahuinya. Kalau kami sampai mengusir, muridnya ada kok, saya langsung mengajar dia, dia juga tidak pernah ngomong apa ke saya soal itu," kata Semadi Yasa di Denpasar, Kamis (9/1/2014).

Pihak sekolah SMAN 2 Denpasar, ujar Semadi Yasa tidak pernah menyampaikan ke siswa untuk melarang mengenakan jilbab, namun justru kata-kata kecaman dan umpatan dari pihak-pihak dialamatkan kepada sekolahnya. "Kami hanya bilang, sejak para siswa masuk sampai kelas X, XI dan XII, telah diberikan sebuah buku, namanya stundent diary. Dalam buku panduan itu, tertulis tata tertib sekolah salah satunya memuat tentang pakaian seragam mulai hari Senin sampai Sabtu yang mesti dikenakan seluruh siswa," jelasnya.

Menurut Semadi Yasa, sekolah yang dinaunginya memiliki pakaian seragam bermotif endek yang wajib dipakai setiap hari Jumat dan Sabtu. Kain seragam motif endek yang dimiliki sekolahnya sekaligus sebagai ciri khas Kota Denpasar. "Terlepas dia pakai yang lain, ini loh seragam kami. Kalau Anda mau makai ya silakan, terserah itu urusan Anda, kami gak mau tau," tegasnya.

Semadi Yasa mengaku adapun alasan utama menyeragamkan pakaian untuk para siswa bertujuan untuk mencegah terjadinya kesenjangan atau gap antar siswa. Bagi pihak sekolah lebih mementingkan hal pendidikan dan tidak membeda-bedakan asal usul maupun latarbelakang siswa.

"Pihak sekolah memiliki tata tertib yang telah diwariskan dari tahun ke tahun dalam hal seragam sekolah. Kami tekankan dengan seragam sama itu maka tidak akan kelihatan si A si B  itu besar kecil, kaya miskin, agama ABCD dan lainnya tidak akan kelihatan karena semua sama," tandasnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami