search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nyanyian Dharma Tur ke India
Minggu, 20 April 2014, 08:36 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Usai beraksi di Trowulan dan Jolotunda, Tim Nyanyian Dharma helat tur dunia. Setelah India dan Amerika dua tahun lalu, kini seniman yang dikomandani Gus Mantra kembali jajal India, terutama kawasan  suci Rishikesh. Pemimpin sekaligus pendiri Nyanyian Dharma I Gusti Agung Bagus mantra mengatakan, pentas di India bertajuk Pray For Pertiwi ini  merupakan program tur dunia  yang akan terus diadakan, di samping beraksi di berbagai tempat di Indonesia. “ Masih banyak tempat  indah dan suci di Indonesia dan dunia  masuk dalam agenda berikutnya,” beber pria yang tenar disapa Gus Mantra, Jumat (18/4) di Jro Sanur.

Artis yang terlibat mengemban misi perdamaian  dan aksi sosial ini selama sepekan (20-27 April 2014)  di India, gitaris Dewa Gde Budjana, Trie Utami, Agung Ocha, Gus Wicaksana, Gde Kurniawan, Bang Saat  (The Dayak Flute Melodic), Rico Mantrawan (Key Piano), Deny Surya (Drums) , dan Sadhu (Bass). Sejumlah lagu yang akan digeber di antaranya Doa Pertiwi, Karma, Caka, Kidung Nusantara, Gangga Giri, Tatwamasi, dan Mantramku.  

Pentas menurut rencana akan dihelat di panggung menawan Parmarth Niketan yang berada di hulu tepi Sungai Gangga, Rishikesh, 24 April mendatang. Dikatakan Gus Mantra, panggung  dengan panorama indah ini, di samping berlatar Sungai Gangga, juga dilatarbelakangi patung Dewa Siwa yang  sangat besar, dan di kejauhan  terbentang pegunungan. Lokasi salah satu kawasan suci di India ini, memang berada di kaki pegunungan Himalaya.

Lantunan tembang religi yang dimotori penyanyi penyabet sejumlah penghargaan internasional Trie Utami ini, dimulai pukul 18.00  waktu setempat, setelah Gangga Aarti (Aarti Ceremonial), yakni ritual menyambut terbenamnya matahari. Aksi Nyanyian Dharma yang aransemen dan lagu sebagian besar karya gitaris grup GIGI kelahiran Klungkung Dewa Gde Budjana ini, bakal disaksikan tokoh sadhu (orang suci) serta ratusan wisatawan spiritual dunia.

Disinggung soal pemilihan kawasan suci Rishikes, terutama panggung Paramarth Niketan Ashram, Gus Mantra mengatakan ada kesamaan visi yang diemban antara Nyanyian Dharma dan Paramarth Niketan Ashram. “ Nyanyian Dharma membawa misi ‘Peace Love and Harmony’, di samping mempromosikan warisan seni dan budaya Indonesia,” ujar Gus Mantra yang menjadi pendiri yayasan yang bergerak di aksi sosial, nirlaba, Nyanyian Dharma.

Dijelaskannya, Nyanyian Dharma, merupakan sekelompok  seniman ngayah (mengabdi), yang menyatukan visi misinya dalam bidang berkesenian, khususnya bidang seni musik, dengan masing masing menanggalkan segala atribut warna, kepopuleran, serta ego, untuk menjadi satu, membuat karya bersama serta melakukan pertunjukan bersama dalam komposisi pesan keharmonisan, perdamaian dalam keaneka ragaman.

“Tujuan Kegiatan ini sebagai ajang pengembangan kreativitas dalam bidang seni, serta menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya nusantara, dan mensosialisakan pentingnya keharmonisan dan perdamaian,” beber owner usaha Tamansari Grup ini.

Lantas, bagaimana dengan Rishikesh dengan Paramarth Niketan Ashramnya? Paramarth Niketan merupakan markas besar Swami Shukdevanand . Organisasi spiritual non-profit yang didedikasikan untuk agama, spiritualitas, dan budaya, yang didirikan pada tahun 1942 oleh Pujya Swami Maharaj Shukdevanandji. Parmarth Niketan terbuka untuk semua pengunjung, tanpa diskriminasi atas dasar ras, kebangsaan, agama, kasta atau keyakinan.

Rishikesh merupakan kota suci bagi umat Hindu yang terletak di kaki pegunungan Himalaya di India bagian utara. Menurut legenda dulu di tempat ini Dewa Rama melakukan penebusan dosa dengan  membunuh Rahwaana. Rishikesh juga dikenal sebagai gerbang menuju pegunungan Himalaya dan berjarak sekitar 100 km dari Haridwar.  Rishikesh berarti menjalin kebijaksanaan (The Plaits of Sage), yaitu tempat para pencari ketenangan (Ashrams) melakukan meditasi dan mendekatkan diri pada Ilahi. “ Dengan latar belakang yang sangat bagus soal Rishekes dan Paramarth Niketan Ashram, jadi alasan untuk menggelorakan semangat perdamaian dalam keragaman,” ujar Gus Mantra.

Nyanyian Dharma adalah bukti nyata perdamaian dan harmoni dalam keragaman. Dewa Budjana yang Hindu misalnya, tak sungkan melebur dengan GIGI untuk menggeber dan menciptakan lagu bernuansa muslim, bahkan juga menelorkan album Natal untuk umat Kristiani.

Trie Utami pun tak jauh beda dengan Budjana. Mantan vokalis Grup Krakatau ini punya prinsip bahwa semua manusia di dunia adalah saudara. “ Kita dilahirkan  di tanah yang sama, berdiri di tanah yang sama dan menghirup udara yang sama,” pungkasnya.
    

 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami