search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Karangasem Perlu Pemimpin yang Jaga Kawasan Suci
Rabu, 5 Agustus 2015, 08:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Ketua PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Prov. Bali, Prof. Dr. IGN Sudiana, MSi menyatakan, semua daerah di Bali, termasuk Kabupaten Karangasem, perlu figur pemimpin yang komit menjaga kesucian Pura dan kawasannya, baik Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Tiga, dan ribuan pura  lain yang di-sungsung  umat Hindu.
 
Pemimpin Karangasem juga mesti orang yang konsen pada kearifan lokal, seperti Bhisama PHDI tentang Kesucian Pura, maupun nilai-nilai lain seperti konsep Tri Hita Karana, dimana mesti ada keseimbangan dalam hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan dengan sesama manusia (Pawongan) maupun dengan alam lingkungan (pawongan). 
 
Tanpa komitmen seperti itu, Pura-pura di Bali tidak mungkin terjaga kelestarian dan kesuciannya, karena kecenderungan investasi yang eksploitatif akan berlomba membangun di kawasan-kawasan suci, karena lanskap dari tanah di kawasan suci sangatlah indah dan asri. Tapi, bila tidak dijaga dan dibiarkan seluruhnya terbangun, keasriannya akan sirna, kesuciannya akan tercemar.
 
Sudiana menyatakan hal itu, serangkaian Tirta Yatra dari Calon Bupati dan Calon Bupati, Wayan Sudirta- Made Sumiati, Senin (3/8) di Pura Lempuyang, Pura Silayukti, Pura Andakasa, Pura Goa Lawah dan Pura Besakih. Tirta Yatra dipuput oleh pemangku pura  setempat, dimana hadir beberapa sulinggih yang sekaligus memberikan dharma wacana perihal pentingnya menjadikan politik sebagai pelayanan suci kenegarawanan. Selain punya tugas melakukan ngelokapala seraya, Sulinggih wajib membimbing umat termasuk calon pemimpin, agar tetap di jalan dharma, seperti yang diajarkan agama. Justru karena dalam prakteknya banyak sekali politisi yang tersangkut masalah, dan politik diasumsikan sangat kotor, kehadiran dan bimbingan Sulinggih sangatlah penting.
 
 
Adapun sulinggih yang memberi dharma wacana adalah Ida Sira Mpu Dharma Sunu (Pura Lempuyang), Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba (Pura Andakasa), Ida Rsi Agni Jayamukti (Pura Silayukti), Ida Mpu Yaksa Dhaksa Manuaba (Pura Goa Lawah), Ida Pedanda Gde Sebali Tianyar Arimbawa (Pura Besakih), didampingi Ida Pandita Mpu Siwa Budha Dhaksa Dharmita, Ida Acharya Agni Yogananda, Ida Pandita Dukuh Sakti Tengahing Pada dan  Ida Pandita Mpu Dharma Winata.
 
Sudiana menyatakan, kehadiran calon kepala daerah ke kahyangan jagat  yang penting, mesti dipandang sebagai bentuk komitmen calon bersangkutan terhadap pentingnya menjaga kesucian pura  dan kawasannya. Apalagi kalau yang menjadi calon adalah figur yang konsen membela Dang Kahyangan dan Sad Kahyangan dan kawasan sucinya, seperti diatur dalam Bhisama Parisada tentang Kesucian Pura.
 
''Upacara Tirta Yatra Tim dan pasangan kandidat, yakni Pak Sudirta dan Bu Sumiati, punya makna penting. Parisada dan Sulinggih punya tanggung jawab dan kewajiban moral, untuk memastikan bahwa calon kepala daerah adalah figur yang komit membela kepentingan umat Hindu, termasuk diantaranya Bhisama Parisada tentang Kesucian Pura dan Kawasannya,'' kata Sudiana. [bbn/rls/*]

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami