Horornya Nyanyian Freddy Budiman
Sabtu, 30 Juli 2016,
08:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Jakarta. Tulisan Koordinator Kontras Haris Azhar muncul bersamaan dengan proses eksekusi mati terpidana mati Fredy Budiman. Tulisan itu menjadi viral yang tersebar di media sosial. Bagi yang membacanya akan mengelus dada dan geram. Horor, ngeri dan mengaduk emosi. Beginikah wajah republik ini?
Tulisan Koordnator Kontras Haris Azhar yang berjudul "Cerita Busuk dari Seorang Bandit" menggegerkan republik ini. Seolah melengkapi eksekusi terpidana mati Freddy Budiman dan tiga terpidana mati lainnya, pada Jumat (29/7/2016) dini hari, tulisan Haris menambah polemik soal perlu tidaknya hukuman mati diterapkan di Indonesia.
Haris mengungkap sejumlah kejanggalan yang ia temukan saat kunjungan ke LP Nusakambangan pada 2014 lalu. Satu poin yang ia tuliskan, mengutip pernyataan Kepala Lapas Nusa Kambangan saat itu, Sitinjak tentang perilaku oknum petinggi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang meminta agar CCTV yang dipasang di ruangan Freddy dicopot.
"Beliau menceritakan sendiri, beliau pernah beberapa kali diminta pejabat BNN yang sering berkunjung ke Nusakambangan, agar mencabut dua kamera yang mengawasi Freddy Budiman tersebut," tulis Haris.
Tidak sampai disitu, dalam percakapan antara Haris dan Fredy Budiman selama dua jam lamanya itu, terungkap juga pengakuan Freddy tentang setoran uang yang diserahkan ke oknum BNN dan Mabes Polri yang jumlahnya fantastis.
"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyeludupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp450 miliar ke BNN. Saya sudah kasih Rp90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri," tulis Haris menirukan pengakuan Freddy Budiman.
Bahkan, imbuh Freddy, dirinya juga pernah menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jendral duduk di samping Freddy ketika menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. "Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun" cetus Freddy sebagaimana disampaikan Haris.
Tulisan tersebut menyebar secara cepat melalui media daring. Netizen tentu kaget dengan tulisan Haris tersebut. Satu poin yang mengejutkan tentang back up aparat dalam bisnis haram yang dijalankan Freddy Budiman ini. Kesaksian Freddy ini pun membuka misteri bisnis haram yang dalam perkembangannya justru memiliki tren kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Di sisi lain, pengakuan ihwal setoran fulus ke oknum BNN dan Polri ini juga menjadi pukulan telak bagi aparat terkait kampanye dan penegakan hukum atas narkotika di Indonesia. Kesaksian Freddy kepada Haris Azhar harus menjadi modal dasar untuk melakukan investigasi di internal tentang dugaan oknum aparat turut serta menjadi backing terhadap bisnis haram yang mengancam masa depan bangsa Indonesia ini.
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian merespons sigap tulisan yang telah beredar sejak Kamis (28/7/2016) malam itu. Dia menugaskan Kadiv Humas Mabes Porli Boy Rafli Amar untuk mengkonfirmasi tentang tulisan Haris Azhar tersebut.
"Saya sudah tugaskan Boy untuk bertemu Pak Haris Azhar," ujar Kapolri Tito, Jumat (29/7/2016).
Verifikasi itu dimaksudkan untuk mengetahui identitas polisi dan anggota BNN yang memanfaatkan Freddy Budiman. Tito menyebutkan langkah tersebut untuk menghindari bias dari informasi yang beredar di media sosial. Ini baru informasi.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan pihaknya akan mendalami pengakuan Freddy Budiman sebagaimana ditulis Koordinator KontraS Haris Azhar. "Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI akan mendalami pengakuan Freddy Budiman tersebut sebagaimana yang ditulis oleh Haris," kata Bambang, di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Selain itu, Bambang menyebutkan Panja juga akan mendalami informasi Freddy tentang mantan Kepala Lapas Nusakambangan Sitinjak serta pengacara Freddy Budiman untuk mengkonfirmasi informasi Freddy Budiman. "Kita juga akan tanyakan ke MA soal Pledoi Freddy Budiman," kata Bambang seraya meminta Kepala BNN Budi Waseso memberi perhatian khusus tentang informasi soal Freddy Budiman ini. [bbn/idc/psk]
Reporter: bbn/psk