search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ketua MPR Desak Kapolri Usut Pernyataan KontraS
Minggu, 31 Juli 2016, 21:15 WITA Follow
image

bbn/inilah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Kupang. Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendesak Kapolri usut tuntas polemik keterlibatan sejumlah penegak hukum dalam mafia perdagangan narkoba oleh Freddy Budiman sebagaimana testimoni yang ditulis KontraS.
 
"Ini penting untuk kepentingan penegakan hukum, kepastian hukum dan keadilan bagi pribadi maupun institusi yang ada," katanya, Minggu (31/7/2016).
 
Menurutnya, informasi yang beredar saat ini tentunya membutuhkan sebuah langkah lanjutan sebagai bagian dari pembuktian yang lebih memadai. Dan karena itu dibutuhkan ketegasan aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk melakukannya.
 
MPR RI secara kelembagaan juga akan segera memanggil Kapolri terkait hal tersebut untuk kepentingan penegakan hukum yang ada.
 
Dia mengatakan, kejahatan narkoba telah menjadi salah satu kejahatan yang menjadi prioritas perhatian pemerintah untuk memberantasnya. Karena ratusan manusia Indonesia harus meregang nyawa akibat mengonsumsi barang haram itu.
 
Karena itu, dalam konteks polemik yang disenandungkan KontraS ini, patut dicarikan pembuktiannya, sehingga memberikan kepastian hukum bagi institusi yang disebut-sebut terlibat dalam perdagangan barang haram yang mematikan itu.
 
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian telah memerintahkan Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menemui dan mengonfirmasi informasi Haris Azhar itu.
Menurut Tito, tulisan Haris Azhar yang beredar melalui media sosial tersebut belum jelas kebenarannya yang menyebutkan unsur Polri dan Badan Nasional Narkotika (BNN) dan lainnya.
 
Jenderal polisi bintang empat itu ingin pertemuan dengan pegiat hak asasi manusia itu mengetahui dan mendapatkan informasi tersebut termasuk identitas pejabat dan bukti pendukung lainnya.
 
Freddy Budiman menjadi satu di antara empat terpidana mati yang dieksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat sekitar pukul 00.46 WIB.
 
Berlokasi di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan itu, selain Freddy Budiman (warga Indonesia), juga ditembak mati Seck Osmane (warga Senegal), Humprey Eijeke (warga Nigeria) dan Michael Titus (warga Nigeria). [bbn/idc/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami