search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Produksi Beras Organik Tabanan Anjlok
Jumat, 3 Februari 2017, 18:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

selain diserang hama tungro, cuaca buruk juga mempengaruhi produksi beras organik di Tabanan. Kondisi ini membuat Persatuan Penyosohan Padi (Perpadi) Tabanan yang mengolah gabah organik untuk disalurkan kepada PNS di Tabanan merugi. Kendati demikian Perpadi Tabanan tetap akan membeli gabah organik dari petani.
 
[pilihan-redaksi]
Ketua DPD Perpadi Bali Anak Agung Made Sukawetan, mengatakan jika cuaca yang tidak menentu serta serangan hama tungro membuat tanaman padi petani tidak tumbuh baik sehingga menyebabkan gagal panen. 
 
"Banyak petani yang gagal panen, biasanya dari 1are lahan bisa mendapatkan 70 kilogram gabah, kalau sekarang paling hanya 40 kilogram gabah," jelasnya, saat ditemui Beritabali.com pada Kamis (2/2). 
 
Sedangkan dari 1 kwintal gabah, setelah disosoh pihaknya hanya mendapatkan 48 kilogram beras bahkan ada yang 43 kilogram beras, padahal jika cuaca bagus maka dalam 1 kwintal gabah pihaknya bisa mendapatkan 57 hingga 58 kilogram beras.
 
Disamping itu beras organik yang telah diolah juga banyak yang menguning akibat tidak ada cahaya matahari untuk menjemur gabah setelah dipanen. 
 
"Petani juga memanen padi saat basah, dan setelah dipanen malah hujan sehingga tidak bisa menjemur gabah. Dan setelah ada matahari baru dijemur tetapi beras menguning," lanjutnya.
 
Pihaknya pun berkomitmen, meskipun meski merugi Rp 105 juta karena beras yang menguning, 15 ton beras tersebut juga tidak akan didistribusikan ke PNS.
 
[pilihan-redaksi2]
"Tentu kita tidak mau mendistribusikan beras yang kualitasnya kurang kepada PNS, sehingga saat ini sebanyak 15 ton tidak bisa kita apa-apakan," sambung Sukawetan.
 
 
Rencananya beras menguning itu akan dijual untuk dijadikan tepung dengan harga Rp 6.000 saja. Dirinya pun berharap cuaca buruk segera berlalu dan petani bisa memperoleh panen yang maksimal.
 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami