search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Beda Nyepi Dulu dan Sekarang
Senin, 27 Maret 2017, 16:25 WITA Follow
image

bbcom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Nyepi identik dengan satu hari tiadanya kebisingan, tiada senang-senang, jalanan pun lenggang. Namun, menurut sejarah, budaya Nyepi yang demikian ternyata merupakan hal baru bagi masyarakat Bali. Sebab, dahulu masyarakat Bali merayakan Nyepi layaknya hari raya lainnya. 
 
[pilihan-redaksi]
Menurut catatan Nyoman Sirna dalam buku Sang Guru (2015), dijelaskan bahwa Nyepi memang dirayakan layaknya hari raya lainnya. Artinya, masyarakat masih dapat melakukan kegiatan semisal berkumpul atau pun perayaan apapun. 
 
Dijelaskan, pelaksanaan Nyepi di Bali sebagai pelaksanaan Catur Berata Penyepian baru terjadi belakangan. Catur Berata Penyepian sendiri terdiri dari Amati Geni yaitu tidak boleh menyalakan api dan lampu, Amati Lelanguan yaitu tidak boleh berpesta atau bersenang-senang, Amati Lelanguan yakni tidak boleh berpegian, dan Amati Karya yang berarti tidak boleh bekerja. 
 
Makna Nyepi yang demikian tidak terjadi kala tahun 1958 dan sebelum-sebelumnya. Sebab, masyarakat masih dapat melaksanakan kegiatan seperti biasa. 
 
Namun, hal itu jelas berbeda dengan saat ini. Nyepi dimaknai dengan pelaksanaan Catur Berata Penyepian. Sehingga, masyarakat tidak bisa melakukan kegiatan, bekerja maupun senang-senang. Segala aktivitas benar-benar terbatas. Tujuannya tentu yakni untuk semakin memaknai Nyepi itu sendiri. [wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami