search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wakapolda Bali Ajak Mahasiswa Bersatu Perangi Terorisme
Rabu, 30 Agustus 2017, 22:00 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. I Gede Alit Widana, S.H., M.Si., menegaskan terorisme merupakan ancaman bagi bangsa dan Negara. Untuk itu, Brigjen Alit meminta kepada mahasiswa agar bersatu memerangi kelompok terorisme dan radikalisme sejak dini.

[pilihan-redaksi]

Hal itu disampaikan Brigjen Alit saat menjadi narasumber dalam rangka Gema Acara Penerimaan Eksekutif Muda Universitas Mahasaraswati Denpasar 2017 (Ganesa Unmas 2017), di Taman Budaya Kerta Langu, Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar, Rabu (30/8) sekitar pukul 10.00 Wita.

Dihadapan 14.000 mahasiswa, mantan Kapolresta Denpasar ini sempat memaparkan berbagai persoalan yang terjadi saat ini, diantaranya terorisme, narkoba, kejahatan jalanan hingga premanisme.

Dalam arahannya, Brigjen Alit menegaskan sekarang tindak pidana terorisme sudah diatur dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 dan sedang diamandemen oleh pemerintah.

“Terorisme merupakan kejahatan luar biasa terhadap negara dan bangsa, dan terjadi hampir di semua negara di dunia termasuk Indonesia,” tegasnya didampingi Dr. I Wayan Gede Wiryawan, S.H., M.H. selaku moderator dan Wakil Dekan I Fakultas Hukum Unmas.

Menurutnya, sasaran teroris bukan hanya orang tertentu saja, tapi sekarang sudah sangat luas. Bahkan saudaranya sendiri dijadikan targetnya karena tidak sesuai dengan ideologi yang dianutnya.

“Karena polisi terus menggagalkan aksinya dan menangkap teroris, maka mereka mengatakan polisi sebagai thoghut dan setan. Polri dan TNI terus bersatu, sehingga kuat dalam menjaga NKRI,” ujarnya.

Biasanya, kata jenderal bintang satu dipundak itu, kelompok teroris akan merekrut anggotanya dari golongan mahasiswa dengan cara mencuci pikiran dan otak. Dalam harapannya, para mahasiswa bisa memberikan informasi terkait keberadaan kelompok terorisme dan radikalisme di wilayah.

“Apabila mengetahui adanya gerakan terorisme dan radikalisme di Bali agar segera melapor ke kantor polisi,” terangnya.

Melalui kegiatan ini, Brigjen Alit juga mengharapkan para mahasiswa dapat menanamkan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia dan meningkatkan jiwa patriotisme serta nasionalisme dalam diri para mahasiswa dan tetap berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Terkait masalah premanisme, jenderal asal Tabanan ini mengatakan sekarang ini tidak ada tempat bagi preman untuk hidup di Bali. Para preman biasanya melakukan Pungli (pungutan liar) kepada para pedagang dan pengusaha dengan dalih keamanan.

“Jadi, permasalahan premanisme sudah ditangani oleh Polda Bali dengan membentuk Satgas Saber Pungli. Negara memberikan tugas pengamanan kepada polisi bukan preman,” imbuhnya.

Dalam kegiatan tersebut, Wakapolda menyempatkan diri mengajak para mahasiswa baru untuk menonton film pendek Ikrar Pandawa Merah Putih. Penayangan film itu, mendapat tepuk tangan dari Rektor, Dosen, Dekan dan seluruh mahasiswa yang hadir. [spy/wrt]

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami