search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kembangkan Pariwisata, Desa di Karangasem Rancang Pelukatan Sad Ripu
Kamis, 4 Januari 2018, 14:00 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Desa wisata Dukuh Penaban kian menggeliat, usai meresmikan museum lontar dan mendapat respon yang cukup positif, kini pihak pengelola kembali akan merancang destinasi wisata spiritual pelukatan "Sad Ripu" beserta rekreasi air lainnya.
 
Dipilihnya wisata air, disamping Desa Dukuh Penaban memiliki sumber air melimpah juga didasari dengan adanya enam mata air suci yang dipercaya memiliki khasiat luar biasa untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit non medis."Ini yang akan dikembangkan jadi pelukatan "Sad Ripu"," kata Bendesa Dukuh Penaban I Nengah Suarya, Rabu (03/01).
 
"Sad Ripu" sendiri bisa diartikan sebagai enam musuh yang ada pada diri manusia. Sementara "Pelukatan" bisa juga diartikan sebagai penetralisir atau pembersihan diri. Dengan demikian nama "Pelukatan Sad Ripu" bisa diartika sebagai penetralisir enam musuh yang ada dalam diri manusia.
 
Adapun ke enam mata air suci tersebut memiliki sebutan namanya masing-masing seperti, Kayuan Dedari, Kayuan Rijasa, Kayian Biyu, Kayuan Teben, Kayuan Petung dan Kayuan Luh.
 
Selain dipercaya mampu menyembuhkan penyakit juga ada kejadian unik pada salah satu kayuan yakni Kayuan Dedari. Di mana ketika seorang peria mandi di Kayuan tersebut, maka akan betah berlama-lama berada di Kayuan Dedari. Dipercaya, di sana terdapat aura Dedari yang menjadi daya tarik kaum peria. 
 
Sementara untuk di Kayuan Luh diperuntuhkan khusus untuk perempuan saja.Di sisi lain, ke enam mata air ini juga merupakan satu-satunya sumber air sejak dahulu bagi warga setempat, selain untuk kebutuhan sehari-hari, saat piodalan juga mata air tersebut dipakai untuk "ngingsah" atau mencuci beras dan sarana upacara lainnya.
 
Diakui Suarya, untuk memoles potensi tersebut tidak butuh biaya yang besar, jika dilakukan bersama-sama dengan masyarakat Rp200 juta saja sudah cukup. Di mana yang perlu ditata hanya alur sungai saja sekitar 700 meteran menggunakan alat berat untuk memindahkan batu-batu besar.
 
Jika "Pelukatan Sad Ripu" sudah jalan maka rekreasi air lainnya akan lanjut dibangun seperti kolam renang, kolam pancing dan small rafting yang nantinya akan disinergikan dengan Museum Lontar Dukuh Penaban.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami