search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Upacara Agama Dinilai Bukan Berarti Pemborosan
Senin, 23 April 2018, 14:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar, Dengan memberikan pemahaman tentang hakekat upacara yang benar, masyarakat diharapkan tidak lagi berpikir bahwa upacara itu menghambur-hamburkan uang dan bukan berarti pemborosan. 
 
[pilihan-redaksi]
Hal tersebut dikatakan Ketua Panitia Penataran Pemangku dan Serati Banten yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar melalui Bagian Kesra Setda Kota Denpasar Dewa Ketut Adi Putra pada Senin (23/4) di Gedung Santi Graha Denpasar.
 
Ia menambahkan tetapi yang paling penting bagaimana mereka bisa memahami hakekat nilai filosofis tentang pelaksanaan upacara itu sendiri. Untuk itulah kegiatan Penataran Pemangku dan Serati Banten yang setiap tahun rutin ini dilaksanakan. Peserta yang mengikuti kegiatan ini perwakilan masing-masing Desa Pakraman. 
 
Untuk Pemangku yang mengikuti kegiatan ini berjumlah  40 orang dan Serati Banten sebanyak 40 orang. Pemahaman bersama dalam pelatihan ini melibatkan  7 narasumber diantaranya Ida Pedanda Wayahan Wanasari, Ida  Pedanda Istri Wayahan Wanasari, Ida Pandhita Dukuh Acharya Dhaksa, Drs. Cok Putra Wisnu Wardana, M.Si, I Nyoman Dayu S.Ag, M.Si, Prof. Dr I Made Surada, M.A, dan Ida Bagus Bhuda Yoga.
 
Kegiatan ini dilaksanakan  dari tanggal 23 hingga 25 April di Gedung Santi Graha Denpasar yang diikuti 80 orang dibuka secara resmi Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Gusti Ngurah Bagus Mataram, Senin (23/4).
 
[pilihan-redaksi2]
Kadis Kebudayaan Denpasar Gusti Ngurah Bagus Mataram mewakili Plt. Walikota Denpasar I GN Jaya Negara mengatakan pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman nilai-nilai filosofi upacara atau banten serta meningkatkan pemahaman filosofi dari upacara keagamaan yang ada di Bali. 
 
Kegiatan ini menjadi agenda rutin Pemkot Denpasar yang melibatkan para pemangku dan serati banten yang tak terlepas dari tugas pemangku sebagai pemandu upacara yadnya di pura atau di rumah warga. Menurutnya kegiatan ini sangat tepat mengingat pemangku adalah sosok yang mengemban ajaran-ajaran dharma. Sehingga diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada umat. 
 
Hal yang sama juga menjadi peran bagi serati banten yang menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan upacara yadnya itu sendiri. Upacara pada dasarnya salah satu dari tiga kerangka agama Hindu, yakni Tattwa dan Susila . “Untuk itu saya merasa sangat bahagia terselenggaranya acara ini. kegiatan ini  juga merupakan momentum para pemangku dalam menyamakan persepsi dan meningkatkan komunikasi menjalankan kewajiban sebagai pelayan masyarakat," ungkapnya. (bbn/rlsdps/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami