search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kesenian Bali: Ajeg dengan Sinergitas
Sabtu, 5 Mei 2018, 23:35 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar, Apapun kegiatannya, keterlibatan seluruh pihak sangatlah penting. “Pemerintah kasih kesempatan, sekolah memanfaatkan, anak-anak berkreativitas,” ujar Pande Nyoman Budiarta mendamba sinergitas dalam kesenian Bali.
 
[pilihan-redaksi]
Menjadi guru mata pelajaran seni budaya sekaligus prakarya di SMPN 2 Semarapura, tak membuat pria berkulit sawo matang ini mengurungkan diri untuk senantiasa berkesenian. “Bali hidup karena seni,” prinsipnya teguh. Memegang teguh prinsip itulah yang membuat Budiarta getol membimbing anak didiknya. 
 
Menggarap penampilan yang bertajuk ‘Cahaya dalam Kegelapan’ mengisyaratkan sebuah makna terkait mirisnya kondisi kesenian joged di era global. 
 
“Gelapnya joged itu harus ada generasi yang mendobrak keluar dari image joged tersebut,” jelasnya. 
 
Baginya, yang mengemban tanggung jawab untuk mendobrak hal itu adalah generasi muda saat ini.  “Generasi mudalah yang menjadi seberkas cahaya yang menerangi dari gelap itu,”tambahnya. 
 
Penampilan sarat makna ini berasal dari kombinasi berbagai ekstrakurikuler dan kelas yang berbeda (kelas 1, 2, dan 3 ikut terlibat-red). Meski terbentur ujian namun penampilan yang digarap tetaplah maksimal 
 
“Karena kita berproses waktu yang dihabiskan khusus untuk Nawanatya adalah 2 bulan dan semua benturan itu (ujian-red) bisa kita atasi dengan mengatur jam latihan,” ucapnya yakin.
 
Turut mengusung joged, I Gusti Kadiarta selaku kesiswaan dari SMP Negeri 2 Kuta pun menuturkan bahwa joged yang digarap tak ubah layaknya joged pada umunya. 
 
“Joged yang kita kenal sebagai hiburan rakyat dan itulah yang kita tampilkan sekarang,” ujarnya. 
 
[pilihan-redaksi2]
Tak hanya joged, sekolah yang di tahun 2016 pernah menjadi wakil Bali dalam FL2SN bidang paduan suara ini pun turut unjuk gigi dengan paduan suaranya dengan membawakan lagu Gebyar-Gebyar dan Gita Permata Nusantara. Tak luput pula tarian maskot sekolah ‘Panca Sesana’ dan Tari Sekar Jepun sebagai maskot kota Badung turut ditampilkan.
 
Kedua pria yang sama-sama sebagai tenaga pendidik ini pun memiliki harapan yang serupa. Meski agak tersandung dibagian pendanaan, keduanya tetap mengharap kegiatan ini (Nawanatya) senantiasa dilanjutkan. 
 
“Harapanya ini agak politis ya, siapapun yang memimpin lanjutkan terus acara seperti ini,” ujar Pande Nyoman Budiarta mantap. 
 
Dirinya pun menambahkan bahwa keterlibatan seluruh pihak sangatlah penting dalam mengupayakan keajegan kesenian Bali, seperti ujarnya tadi, “Pemerintah kasih kesempatan, sekolah memanfaatkan, anak-anak berkreativitas.” (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami