Pilgub Bali 2018: Pemilih Diprediksi Hanya di Kalangan Pragmatis dan Tradisional
Minggu, 24 Juni 2018,
17:15 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar. Partisipasi pemilih pada Pilgub 2018 mendatang diprediksi hanya akan diisi oleh cenderung pemilih yang tergolong tradisional dan pragmatis, sedangkan upaya KPU dan Timses masing-masing Cagub dalam menyentuh pemilih pemula atau generasi milenial tidak maksimal.
[pilihan-redaksi]
Drs. I Nyoman Wiratmaja M.Si, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Warmadewa menjelaskan pemilih tradisional jelas mereka yang merupakan loyalis partai atau daerah yang menjadi basis partai. Sedangkan pemilih pragmatis atas dasar kompensasi yang mereka dapatkan setelah memilih.
Drs. I Nyoman Wiratmaja M.Si, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Warmadewa menjelaskan pemilih tradisional jelas mereka yang merupakan loyalis partai atau daerah yang menjadi basis partai. Sedangkan pemilih pragmatis atas dasar kompensasi yang mereka dapatkan setelah memilih.
Dikatakan meski banyak pemilih yang rasional, tetapi pada prakteknya banyak yang memilih karena pendukung atau loyalis partai dan mereka yang pragmatis memilih untuk bisa dicalonkan partainya dalam pemilihan legistatif. "Kalau tidak memilih ya bisa diancam tidak menjadi caleg pada Pileg mendatang," tandasnya belum lama ini.
[pilihan-redaksi2]
Alih-alih menyentuh untuk mengedukasi pemilih pemula di sekolah atau kampus, kata dia justru intensitas debat yang hanya dilaksanakan KPU selama tiga kali dan pastinya hanya diikuti teriak pendukung masing-masing calon semakin tidak mengena di masyarakat. Di satu sisi, pendekatan dengan menjajal konser musik pun dinilai hampa karena nasib Bali kedepan tergantung dari visi dan misi calon Gubernur, bukan dengan jenis selera musik.
Alih-alih menyentuh untuk mengedukasi pemilih pemula di sekolah atau kampus, kata dia justru intensitas debat yang hanya dilaksanakan KPU selama tiga kali dan pastinya hanya diikuti teriak pendukung masing-masing calon semakin tidak mengena di masyarakat. Di satu sisi, pendekatan dengan menjajal konser musik pun dinilai hampa karena nasib Bali kedepan tergantung dari visi dan misi calon Gubernur, bukan dengan jenis selera musik.
"Seharusnya sekolah atau kampus tiap minggu gelar nonton bareng bersama debat Pilgub supaya betul-betul mengetahui apa yang dilakukan masing-masing cagub kedepan, bukannya nonton bola bareng saja," ungkapnya.
Ia memprakirakan kondisi periode Pilgub yang lalu akan kembali terjadi dengan menang secara tipis tetapi minim pemilih pemula dengan tingkat partipasi pemilih yang hampir sama di angka 70%. (bbn/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rob