search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sidang Ismaya, Saksi dari Satpol PP Mengaku Ada Sentuhan bukan Tendangan
Jumat, 30 November 2018, 06:51 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pengadilan Negeri Denpasar hanya menyidangkan satu kasus dugaan perlawanan terhadap aparat negara pada Kamis (29/11).

Sidang yang berakhir hingga suasana gelap itu mendudukkan tiga terdakwa I Ketut Putra Ismaya Jaya alias Keris (40), I Ketut Sutama (51) dan IGN Edrajaya alias Gung Wah (28). Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi tersebut, jaksa menghadirkan 13 saksi,  dua orang dari kepolisian dan sisanya dari Satpol PP Bali.
 
 
Para saksi itu yakni, Sujana dan Made Dodi dari anggota kepolisian. I Dewa Nyoman Rai Darmadi selaku Kabid Tramtib Satpol PP, sisanya anggota Pol PP. Pemeriksaan dimulai dari saksi I Made Budiarta, Surojo, I Nyoman Kariana. AA Made Warsika, Gede Jayadi, I Wayan Wasta, I Nyoman Sudana, IB Gede Suartana, IB Dwipayana, serta IB Sukadana.
 
Sidang dipimpin Wakil Ketua PN Denpasar, Bambang Ekaputra menghadirkan saksi I Made Budiarta yang dalam pengakuannya di berkas dakwaan menyebut ditendang. Budiarta selaku komandan di Satpol PP Bali, saat itu yang mengaku melaksanakan tugas penurunan Baliho. Sempat terjadi perdebatan, dimana saksi mengaku dirinya dalam pembicaraan telepon menyampaikan bahwa apa yang dilakukan atas tugas pimpinan.
 
Namun ketiga terdakwa membantah hal itu karena saat pembicaraan via telepon terdengar jelas saksi mengatakan jika penurunan baliho atas perintah KPU. Budiarta mengawali kesaksian dengan menyebut melakukan penurunan baliho di kawasan civic center Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Senin (13/8). 
 
Hal yang janggal juga soal tendangan dari terdakwa. Dari hasil pemeriksaan visum dimana disebutkan hasilnya nihil. Pun ketika saksi dicerca pertanyaan siapa yang menendang dan kebenarannya ditendang.
 
"Nah saat saya konsentrasi menelepon, seperti ada sentuhan di kaki kanan saya," ucap saksi lalu dipertanyakan kembali Kuasa Hukum terdakwa. "Jadi hanya sentuhan bukan tendangan. Lalu siapa yang tulis itu ditendang?" sahutnya.

Saat hendak menurunkan satu baliho milik calon DPD RI atas nama I Ketut Putra Ismaya Jaya (Keris), Budiarta yang saat itu bersama delapan orang anggota didatangi dua relawan Ismaya. Mereka adalah terdakwa Sutama dan Gung Wah.
Gung Wah menanyakan siapa yang menyuruh menurunkan baliho Keris, oleh saksi dijelaskan atas perintah atasannya (Kabid Tramtib). 
 
"Sebelum datang sempat kami tanyakan siapa yang merintahkan turunkan baliho. Dan saat itu jelas saksi mengatakan atas perintah KPU tidak ada menyebut atas perintah pimpinan atau atasan," bantah terdakwa Ismaya di dampingi pasukan Kuasa Hukumya yang hadir sekitar 11 orang. Setidaknya hingga pukul 19.00 Wita sidang masih berlanjut dan masih ada 9 saksi lagi yang belum diperiksa.

Reporter: bbn/maw



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami