search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Alipay Sosialisasi Transaksi Rupiah Turis Tiongkok
Sabtu, 12 Januari 2019, 07:05 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Pihak Alipay terus mensosialisasikan transaksi dengan menggunakan Alipay untuk mendukung terciptanya pengembangan pariwisata Bali yang berkualitas.
 
Dengan transaksi Alipay, wisatawan asal Tiongkok yang berwisata ke Bali akan bertransaksi dalam bentuk mata uang Rupiah dan bukan dalam bentuk Renminbi (RMB), mata uang Republik Rakyat Tiongkok. Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT Alto Halo Digital International (AHDI), Rudi Ramli, dalam sosialisai penggunaan tarnsaksi Alipay, di Hotel Swiss Bell jalan Dewi Sri Kuta, Jumat (11/1/2019).
 
"Kita sudah bicara dengan pihak Bank Indonesia, agar para wisatawan Tiongkok yang ke Bali menggunakan mata uang Rupiah dalam bertransaksi. Kita anjurkan untuk memakai Rupiah dalam melakukan transaksi. Dengan memakai Rupiah saat melakukan transaksi maka akan tercatat menjadi pemasukan negara,"ujar Rudi. 
 
Saat ini, dalam pelaksanaan di lapangan, menurut Rudi, mulai banyak "merchant" yang memberlakukan transaksi dengan menggunakan transakasi Alipay. "Kita anjurkan semua toko-toko agar pakai Alipay, kita siapkan caranya, pergi ke toko-toko yang masih menggunakan transaksi dengan RMB (mata uang Tiongkok).
 
Agar BI (Bank Indonesia) bicara sama mereka, agar menggunakan transaksi Rupiah di merchant-merchant seperti hotel, restauran, spa, dan toko toko, karena turis China lebih suka payment (bayar) pakai handphone, dan ini semua sudah disupport Alipay,"jelas Rudi. 
 
Rudi menambahkan, pihaknya mendukung terciptanya pariwisata Bali yang berkualitas, karena transaksi Alipay mempunyai kemampuan memblokir transaksi di merchant-merchant yang masih menggunakan transaksi dengan menggunakan mata uang Tiongkok (RMB).
 
Sebelumnya Rudi mengatakan, selama ini "mafia" yang bergelut di usaha pariwisata di Bali leluasa menjalankan praktik ilegal dengan transaksi RMB tanpa pengenaaan kurs rupiah sehingga semua transaksi langsung antar perbankan di Tiongkok. Akibatnya, kata dia, proses transaksi yang dilakukan di Indonesia khususnya di Bali tidak berdampak pada perekonomian daerah dan penambahan devisa negara.
 
Ia menyebut saat ini di Bali masih menggunakan beberapa metode pembayaran ilegal menggunakan RMB yakni Wechat Pay, transaksi kartu Union Pay melalui mesin electronic data capture (EDC) yang menggunakan Wifi dari Tiongkok dan lewat voucher yang diterapkan di beberapa toko oleh-oleh atau aksesoris dan restoran.
 
Hal ini, menurutnya patut ditindaklanjuti terkait langkah Pemprov Bali yang sedang menertibkan usaha pariwisata agar berkualitas. Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Bali AA Ngurah Alit Wiraputra, mengatakan, saat ini sistem transaksi seperti Alipay memang sudah waktunya diterapkan, termasuk di Bali.
 
"Suka tidak suka ini memang sudah waktunya. Dengan transaksi Alipay, negara bisa melakukan penghematan dalam hal percetakan uang," ujarnya. Untuk wilayah Bali, kedepan kunjungan wisatawan Asia termasuk dari negeri China akan cukup  besar. Ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Bali. 
 
"Kedepan bagaimana kita bisa menyukseskan ini, sehingga mulai sekarang kita sudah harus menyiapkan infrastrukturnya, "merchant" dan sebagainya harus siap. Penggunaan ini (transaksi Alipay) memerlukan infrastruktur yang besar, tidak bisa begitu saja, tapi alat-alatnya juga harus siap, sehingga kita bisa membangun dari hulu ke hilir, sehingga pariwisata bisa bermanfaat secara luas, menguntungkan bagi devisa kita dan pemasukan pajak.
 
Kita lihat sistem yang diterapkan tidak berbeda, dimana mereka nanti akan membuka cabang di Bali sehingga kita bisa kontrol bersama-sama," ujarnya. Dengan transaksi Alipay, sebut Alit, semua transaksi sudah terdata secara digital, sehingga kemungkinan menjadi sistem pembayaran resmi sangat ideal. 
 
 
"Dengan barcode dalam sistem transaksi, dengan satu alat saja sudah bisa terdeteksi semua, sehingga semua akan berjalan baik, akuntabel, dan bisa dipertanggung-jawabkan. Pendapatan daerah Bali akan bertambah dengan adanya hal ini. Hotel, restauran, spa dan sebagainya, semua akan bisa menggunakan, pembayaran akan bisa dikontrol. Mudah-mudahan ini berjalan baik kedepannya," pungkasnya. 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami