search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasca Petir Menyambar Rumah, Sugiarti Mengaku Telinganya Hampir Tidak Bisa Mendengar
Rabu, 30 Januari 2019, 07:47 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pasca petir menyambar rumah milik warga Ketapang Muara Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, salah satu anggota keluarga, Sugiarti mengaku telinganya masih mendengung akibat suara petir tersebut.

"Pasca petir malam itu telinga saya hampir tidak bisa mendengar," jelasnya, Selasa (29/1). Sebelumnya, hujan deras disertai petir terjadi pada Selasa (29/01) sekitar jam 01.00 wita menyambar satu unit rumah milik Saifullah (65) di Dusun Ketapang Muara Desa Pengambengan Kecamatan Negara.
 
Saat dimintai keterangan, pemilik Saifullah menceritakan musibah iitu pada Selasa dini hari kemarin tersebut, saat kejadian mereka sedang lelap tidur. Saat  petir keras pertama, ia sudah mencabut kabel antena TV sudah. Ketika petir yang ketiga sangat keras dan seperti gempa.
 
Tiba-tiba listrik padam dan rumahnya penuh asap bahkan ada kobaran api. Atap rumah mereka yang dari genteng hancur dan berhamburan. Selain itu peralatan rumah milik korban seperti lemari, tv dan barang lainnya rusak.
 
Namun beruntung Saifullah beserta keluganya selamat, hanya saja lengan saifullah mengalami luka gores akibat terkena pecahan kaca jendela rumahnya. "Kami terkejut dan berusaha menyelamatkan diri," kata Sugiarti.
 
Sebagai langkah awal penanganan warga yang rumahnya terkena sambar petir adalah membantu korban memperbaiki instalasi listrik, pembersihan puing-puing atap rumah yang hancur dengan bergotong royong.
 
Kelian Dusun Ketapang Muara Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jamal Asik mengatakan setelah salah satu warganya Saifullah mengalami musibah rumah disambar petir, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BPBD Jembrana dan Dinas Sosial agar bisa segera ditindak lanjuti. Akibat musibah itu, diprakirakan korban mengalami kerugian Rp 15 juta.
 
 
"Sebagai langkah awal, penanganan dengan membantu korban memperbaiki instalasi listrik, pembersihan puing-puing atap rumah yang hancur dengan bergotong royong," terang Jamal Asik, Selasa (29/1). 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami