search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bahaya Pencemaran Sampah Mikro Plastik: Apa yang Kita Buang, Kembali Kita Makan
Minggu, 3 Februari 2019, 21:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Gede Robi Navicula selaku pemandu dalam film dokumenter "Pulau Plastik" mengatakan bahwa saat ini kondisi bumi kian menghawatirkan, khususnya mengenai permasalahan sampah. Dimana, saat ini sampah sudah menjadi pengisi setiap sudut bumi. Tak hanya di darat, sampah juga menjadi ancaman bagi semua lini di bumi.

“Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahaya sampah yang mereka buang, dan tanpa sadar mikro plastik itu sebenarnya sudah berada di sekitar kita, jadi yang kita buang justru kembali kita makan karena adanya pencemaran plastik tersebut,” jelasnya.
 
Serial ‘Pulau Plastik’ yang di gagas Gede Robi Navicula ini sebenarnya memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang bahaya plastik. Beragam aktivitas masyarakat mengenai sampah dan plastik dikemas dalam sajian film yang direncanakan akan berlangsung higga 8 episode ini. Launching perdana film yang juga melibatkan Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sebagai salah satu pengisi segmen ini dilaksanakan di Potato Head, Kerobokan, Badung, Jumat (1/2) petang.
 
Rai Mantra pun berkesempatan hadir dan menonton langsung serial film bertemakan lingkungan ini. hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra bersama setakholder, komunitas peduli lingkungan, serta penonton yang didominasi wisatawan asing. Dalam kesempatan tersebut Rai Mantra juga turut meninjau langsung lab pengolahan sampah dan limbah, utamanya yang berabahan plastik di kawasan tersebut. 
 
Dalam kesemptan tersebut Walikota Rai Mantra mengatakan bahwa film Pulau Plastik ini merupakan salah satu wahana edukasi yang baik bagi masyarakat. Utamanya mengenai lingkungan serta pengurangan sampah dan bijak menggunakan plastik. Dimana saat ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui bahaya plastik yang keberadaannya kini telah menjadi bagian dari kehidupan kita.
 
“Dengan adanya film ini tentu sangat baik sebagai ajang edukasi bagi masyarakat, bahwa plastik yang saat ini masih dirasa sebagai permasalahan sepele justru sangat berdampak besar dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia,” jelasnya.
 
Rai Mantra menambahkan bahwa bahaya inilah yang harus kita tanggulangi sehingga mampu menyelamatkan anak dan cucu kita kedepanya. Menurutnya, jika plastik terus dibiarkan dan tidak terkontrol, masalah besar akan terjadi. Dimana, keberadaan tentu akan mempengaruhi berbagai sektor penting. Mulai dari kesehatan, ekonomi, serta ancaman besar bagi dunia pariwisata di Bali.
 
“Tentu kita tidak ingin bahaya plastik itu terjadi dan mengganggu sektor penting kehidupan manusia, dan mulai dari sekarang kita harus bergerak bersama untuk bijaksana mengurangi plastik,” ajak Rai Mantra.
 
Ketika dikonfrimasi mengenai peran dalam film Pulau Plastik ini Rai Mantra mengaku itu merupakan bagian dari upaya sosialisasi Perwali Nomor 36 Tahun 2018 yang dikeluarkan Walikota Denpasar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai di Denpasar.
 
 
“Kebetulan ada yang ngajakin ikut ya bagus, kebetulan juga kami di Denpasar sangat komitmen untuk pengurangan plastik ini, dan kedepan kolaborasi ini akan terus kita pacu sehingga film-film seperti Pulau Plastik ini dapat terus bertambah untuk mengkampanyekan peduli lingkungan utamanya pengurangan penggunaan plastik untuk menyelamatkan bumi dan anak cucu kita,” jelasnya.

Reporter: Kominfo NTB



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami