search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Subak, Lembaga Otonom Yang Tak Kenal Batas Administratif
Sabtu, 11 Mei 2019, 06:35 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Subak merupakan lembaga otonom yang tidak mengenal batas-batas wilayah administratif dan tidak berada di bawah pemerintahan desa. Batas subak merupakan batas alamiah, sampai air yang mengalir  tidak  bisa  lagi  mengairi  sawah  tertentu,  karena sudah dihalangi oleh sungai, jurang, saluran irigasi, kawasan desa, dan lain-lain.

[pilihan-redaksi]
Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Aspek Ritual pada Sistem Irigasi Subak sebagai Warisan Budaya Dunia” yang di publikasikan dalam Jurnal Kajian Bali  Volume 05, Nomor 01 Tahun 2015. Artikel ditulis oleh Wayan Windia, Sumiyati, dan  Gede Sedana dari Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana.

Wayan Windia menuliskan keberadaan subak sebagai lembaga otonom sangat  membantu  menghindari  konflik,  meskipun  lahannya saling tumpang tindih antara wilayah subak dan wilayah desa. Sebab dengan adanya otonomi, maka masing-masing lembaga akan  membuat  keputusannya  sendiri  tanpa  intervensi  dari pihak lain.

Namun antara subak dan desa selalu ada koordinasi, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan ritual. Dalam bahasa ilmu  politik,  kondisi  semacam  ini  disebut  sebagai  konsep polisentri.

[pilihan-redaksi2]
Air adalah suberdaya yang sangat penting bagi petani. Bahkan, bagi petani di Bali, air dipersonifikasikan sebagai Dewa Wisnu.  Disamping air itu penting, air juga dianggap sebagai benda keramat. Maka konflik yang bersumber dari masalah  air  diusahakan  untuk  dihindari. 

Oleh  karenanya, pemerintah  mendorong  beberapa subak  yang  menerima  air irigasi dari satu sumber untuk bergabung dalam satu wadah koordinasi.  Dengan  demikian,  konflik  yang  bersumber  dari masalah air irigasi dapat dihindari secara optimal.

Kekuatan subak terletak pada ketergantungan bersama terhadap air irigasi dan juga disatukan oleh adanya pura subak. Subak diikat oleh kepentingan fisikal dan kegiatan spiritual.

Itulah sebabnya subak melaksanakan berbagai kegiatan ritual pada tingkat petani, tingkat subak, dan pada pura lain yang dianggap berkaitan dengan sumber air subak yang bersangkutan.[bbn/Jurnal Kajian Bali/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami