Rakor Gubernur, Wabup Kembang Usulkan Solusi Jangka Pendek dan Panjang Pembangunan Jembrana
Rabu, 26 Juni 2019,
06:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Jembrana. Gubernur Bali Wayan Koster menggelar rapat kordinasi bersama Bupati dan Wakil Bupati se-Bali, di Gedung Wiswasabha Kantor Gubernur Bali, selasa (25/6). Rakor itu guna membahas berbagai hal serta sinkronisasi program antar Kabupaten di Bali. Turut hadir Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama , serta bupati walikota se-Bali.
[pilihan-redaksi]
Kesempatan itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengajukan dua buah solusi pembangunan infrastruktur Jembrana kedepan. Menurut Kembang, saat ini yang menjadi permasalahan mendasar adalah jalan nasional Denpasar – Gilimanuk yang sudah over kapasitas. Jalan satu-satunya yang menghubungkan Bali Barat dengan Bali Tengah dan selatan ini, kerap kali macet.
Kesempatan itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan mengajukan dua buah solusi pembangunan infrastruktur Jembrana kedepan. Menurut Kembang, saat ini yang menjadi permasalahan mendasar adalah jalan nasional Denpasar – Gilimanuk yang sudah over kapasitas. Jalan satu-satunya yang menghubungkan Bali Barat dengan Bali Tengah dan selatan ini, kerap kali macet.
Bahkan hampir berjam jam apabila ada truk bermuatan besar terguling atau mogok. Keluhan ini juga sering disampaikan masyarakat sebagai pengguna jalan, yang merasa dirugikan , baik itu waktu maupun kerugian ekonomi lainnya. Perkembangan Jembrana juga disebut terhambat karena akses jalan yang terganggu.
Untuk itu, Kembang menawarkan dua solusi, jangka pendek dan panjang. Pertama , untuk solusi jangka pendek, bisa dilakukan dengan membangun jalan pintas atau "shortcut". Selain shortcut, perlu juga disebutnya melakukan pelebaran jalan hingga dua meter di kiri dan kanan jalan nasional.
”Short cut akan meringankan beban truk saat melintas ditanjakan ekstrem. Akses juga lebih cepat karena memotong tikungan berliku. Sedangkan pelebaran jalan, akan mempermudah mendahului kendaraan yang lebih lambat,” usul Kembang.
Solusi jangka pendek lainnya menurutnya adalah dengan pembatasan waktu melintas bagi truk truk berukuran besar. Truk-truk itu hanya diperbolehkan melintas di malam hari. “Sambil menunggu jam melintas, truk-truk itu bisa ditampung sementara di terminal barang Gilimanuk yang saat ini tengah dibangun Pemkab Jembrana,” jelasnya.
Sementara terkait solusi jangka panjang, tiada lain disebut Kembang adalah melalui pembangunan jalan tol yang menghubungkan Denpasar–Gilimanuk. Jalan Tol juga sudah terbukti mengurai kemacetan di Pulau Jawa yang arus barang dan manusianya jauh lebih padat dibandingkan Bali.
”Sekali lagi Tol ini solusi jangka panjang karena tentu memerlukan kajian, waktu dan biaya yang juga tinggi. Tapi sambil menunggu direalisasikan ( jalan tol ), beberapa solusi jangka pendek tadi agar direalisasikan, yang tentunya bisa dieksekusi lebih cepat,“ ujar Kembang.
Selain infrastruktur, rakor juga ikut dibahas sejumlah usulan terkait Kesehatan dan Pendidikan. Di bidang kesehatan dibahas mengenai sulitnya Jembrana mendapatkan dokter spesialis. Hal itu telah diupayakan dengan membuka formasi CPNS namun ada beberapa formasi yang kosong tanpa pendaftar.
[pilihan-redaksi2]
Sementara di bidang pendidikan, Kembang Hartawan mengusulkan perlunya Jembrana dibangun sekolah kedinasan, yakni sekolah Tinggi Akuntansi dan juga SMA Bali Mandara. Hal ini mengacu pada kesuksesan Kampus Poltek Kelautan Perikanan yang berdiri di desa Pengambengan Negara.
Sementara di bidang pendidikan, Kembang Hartawan mengusulkan perlunya Jembrana dibangun sekolah kedinasan, yakni sekolah Tinggi Akuntansi dan juga SMA Bali Mandara. Hal ini mengacu pada kesuksesan Kampus Poltek Kelautan Perikanan yang berdiri di desa Pengambengan Negara.
Anjungan cerdas jalan nasional, proyek pemerintah pusat yang berdiri di Kecamatan Mendoyo juga ikut dibahas. Dibangun sebagai rest area terpadu, keberadaannya nanti diharapkan mendukung pengembangan pariwisata Jembrana. Kendati bangunannya sudah selesai, namun aset masih milik pusat sehingga belum bisa dikelola daerah. Terkesan mangkrak karena belum ada pengelolaan. Kembang berharap pihak Pemprov turut serta mencarikan solusi.
“Saya berharap Pemprov Bali bisa membantu merealisasikan berbagai usulan tersebut demi akselerasi pembangunan Jembrana,“ tutup Kembang. (bbn/Jim/adv/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/adv