search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
"Payung Nina" Buku Cerita Anak yang Terbang Hingga ke Eropa
Minggu, 17 November 2019, 18:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Setelah lama melanglang buana, Wahyu Kuncoro akhirnya merilis sebuah buku cerita anak-anak berjudul "Payung Nina". Buku yang berisikan ilustrasi gambar ini, oleh Kuncoro dikatakan sebagai karyanya yang pertama dalam membuat buku cerita anak-anak.

[pilihan-redaksi]
Penulis asal Magelang, Jawa Tengah ini menyebut dalam buku cerita yang ditulisnya itu juga melibatkan pembuat ilustrasinya oleh Danielle Schothorst. Kata dia, buku ini memiliki konsep yang sederhana. Sebagai sebuah cerita, buku ini berangkat dari perspektif sederhana anak-anak yang merelakan dan menyelesaiakan masalah yang mereka hadapi sendiri. 

Lanjutnya, buku Payung Nina menurutnya sesuatu yang menceritakan seorang anak bernama Nina. Dimana sosok yang ditonjolkan dalam buku tersebut, menceritakan bagaimana si Nina yang begitu berupaya mempertahankan dan mencari apa yang dimilikinya.

Tidak hanya itu, sosok Nina juga dapat menginspirasi anak-anak untuk belajar bertanggung jawab dan rasa mengihklaskan. Seperti yang dikisahkan dalam buku tersebut, saat itu Nina sedang pulang sekolah saat hujan disertai angin. 

Nina hanya berlindung pada sebuah payung lusuh yang dibawanya. Namun di tengah perjalanannya, angin menerbangkan payungnya. Hal itu pun membuat dia harus berupaya mengejar payung yang tertiup angin kencang. Setelah jauh mengejar, payung itu justru didapatkan oleh orang lain yang kemudian membawanya pergi. 

"Nina pun terlihat sedih, namun tetap kuat untuk merelakan," singkat Kuncoro.

Cerita tentang tokoh Nina dan sebuah payung ini sendiri dijadikan buku olehnya Kuncoro setelah dirinya pernah mengajar di Maumere, Flores NTT selama dua tahun. Saat itu dia melihat anak wanita bersama teman-temannya yang sedang pulang sekolah dalam kondisi hujan, rela berbagi teduh pada satu payung yang sama. Cerita itu pun dikembangkan Wahyu menjadi buku Payung Nina. 

Menariknya, meski ini adalah buku pertamanya, buku yang dicetak lebih dari 1.000 buah di Indonesia ini juga diterbitkan di beberapa negara dengan bahasa masing-masing negara tersebut.

"Buku ini diterbitkan pertama di Belanda, kemudian di Belgia baru kemudian di Indonesia. Dan kini saya mendapat kabar bahwa buku saya ini sekarang sudah terbit di China," ungkapnya dan berharap karyanya ini jadi buku cerita berseri.

Sementara itu, buku ini sendiri diterbitkan oleh Clavis, yang merupakan penerbit asal Belgia. Clavis sendiri merupakan penerbit khusus buku anak-anak yang sudah ada di berbagai negara, termasuk sekarang di Indonesia. Penjualan bukunya mencangkup ke 50 negara Eropa, Asia hingga Amerika. 

Winda Susilo selaku pihah dari Penerbit Clavis Indonesia, mengatakan bahwa tentunya keuntungan dari sang penulis, Wahyu Kuncoro adalah dimana dia bisa mendapatkan hak royalti dari penjualan bukunya dengan profesional.

"Clavis profesional, kami menjamin para penulis, terutama penulis Indonesia untuk mendapatkan royalti yang sepadan," demikian Winda. 
 

Reporter: bbn/maw



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami