search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ekonomi Bali Triwulan II Minus 10,98%
Rabu, 5 Agustus 2020, 15:15 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Perekonomian Bali pada triwulan II tahun 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp.54,43  triliun.  

[pilihan-redaksi]
Hal ini terungkap dalam Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Rabu (5/7/2020) di Denpasar. 

Sementara dalam hitungan atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010, PDRB Bali tercatat sebesar Rp.35,86  triliun. Dengan besaran tersebut, ekonomi Bali pada triwulan  II 2020 tercatat tumbuh negatif (menyusut  atau terkontraksi) -7,22 persen, jika dibandingkan capaian triwulan I-2020 (q-to-q).

Sedangkan jika dibandingkan dengan capaian triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan II-2020 mencatatkan angka pertumbuhan negatif yang lebih dalam, yaitu sebesar -10,98 persen. Sampai dengan triwulan II-2020, secara struktur produksi Lapangan Usaha Kategori I (Penyediaan Akomodasi  dan  Makan  Minum)  masih mendominasi perekonomian Bali dengan besaran nilai tambah Rp.9,40 triliun, atau 17,27 persen dari total PDRB Bali.  

Kontributor terbesar kedua adalah produksi Lapangan Usaha Kategori A (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) dengan sumbangan nilai tambah Rp. 8,54 triliun (15,68 persen), kemudian disusul oleh Kategori F (Konstruksi) yang nilai tambahnya tercatat sebesar Rp.5,93 triliun (10,90 persen). Pergeseran terjadi pada 2 kontributor  terbesar selanjutnya.  

Jika pada triwulan sebelumnya Kategori H (Transportasi dan Pergudangan) menempati urutan terbesar keempat, pada triwulan II-2020 kategori ini tergeser turun dan menempati urutan ketujuh. Kategori G (Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor) dengan besaran nilai tambah Rp.5,17 triliun (9,50  persen) adalah yang menggantikannya berada pada posisi keempat, diikuti Kategori C (Industri Pengolahan) sebesar Rp.3,53 triliun (6,49 persen) pada posisi kelima. Pada triwulan sebelumnya Kategori C (Industri Pengolahan) berada pada urutan keenam.

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami