6 Sektor Usaha Ini Catat Peningkatan Produksi di Tengah Pandemi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap sejumlah pelaku usaha yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi meski di tengah pandemi.
Adapun sektor usaha yang mencatat peningkatan produksi di tengah pandemi dari masa normal, yaitu makanan dan minuman yang berupa frozen foods, jamu, minuman, penjualan masker, penjualan sepeda, dan jasa layanan internet provider.
"Tapi di tengah pandemi covid juga masih ada pelaku usaha yang menginfokan bahwa produknya melebihi kapasitas normal, masing-masing 0,5 persen. Persentasenya kecil tapi di tengah covid mereka justru bergerak dan mendapatkan keuntungan yang lebih daripada masa normal," ungkap Kepala BPS Suhariyanto Selasa (15/9) seperti dikutip dari cnnindonesia.com saat merilis hasil Survei Dampak Covid-19 terhadap Pelaku Usaha yang diselenggarakan pada 10-26 Juli 2020.
Survei ini diikuti oleh 34.558 pelaku usaha, terdiri dari 6.821 Usaha Menengah Bawah (UMB), 25.256 Usaha Menengah Kecil (UMK), dan 2.482 usaha pertanian. Di sisi lain pendapatan 84 persen pelaku Usaha Menengah Kecil (UMK) merosot di tengah pandemi virus corona. Penurunan pendapatan juga dirasakan oleh sekitar 82 persen Usaha Menengah Besar (UMB).
"Covid memukul UMK dan UMB, mereka menyatakan pendapatannya cenderung menurun sejak adanya pandemi," ungkapnya lagi.
BPS merinci penurunan pendapatan utamanya dirasakan oleh sektor akomodasi dan makan minum. Tercatat, 92,47 persen pelaku usaha di sektor ini amblas pendapatannya saat pandemi corona.
Begitu juga dengan 90,9 persen pelaku usaha di bidang jasa lainnya serta 90,34 persen pelaku usaha transportasi dan pergudangan. Kondisi yang sama dirasakan oleh 87,94 persen pelaku usaha di sektor konstruksi, 85,98 persen pelaku usaha industri pengolahan, dan 84,6 persen pelaku usaha perdagangan.
"Kalau hasil ini disandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II yang paling dalam adalah di transportasi dan pergudangan, di mana pertumbuhan ekonominya minus 30,84 persen," katanya.
Kemudian diikuti sektor akomodasi dan makan minum dengan pertumbuhan minus 22,02 persen.
"Artinya mereka yang terdampak pada kuartal II, pada Juli ini masih alami kesulitan," jelasnya.
Reporter: bbn/net