Kinerja Ekspor Bali Turun 0,55% di Agustus 2020
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Memasuki bulan ke enam masa Pandemi Covid-19, kinerja ekspor Bali menunjukkan penurunan. Terjadi penurunan nilai ekspor barang Provinsi Bali di bulan Agustus 2020 sedalam -0,55 persen secara month to month (m-to-m).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali Pada bulan Juli 2020, nilai ekspor Bali yang dikirim melalui beberapa pelabuhan tercatat sebesar US$ 33.994.467, kemudian turun pada bulan Agustus 2020 menjadi sebesar US$ 33.807.208.
Secara year on year(y-o-y), nilai ekspor Bali pada bulan Agustus 2020 masih tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Agustus 2019 atau turun sedalam -27,19 persen. Dari sepuluh negara tujuan utama ekspor barang Provinsi Bali, secara (m-to-m) nilai ekspor ke lima negara tujuan yang didominasi oleh ekspor ke wilayah Eropa dan Amerika tercatat menurun, dengan penurunan terdalam pada tujuan Inggris (-19,14 persen) yang didominasi turunnya nilai ekspor produk barang-barang rajutan (HS 61) serta produk pakaian jadi bukan rajutan (HS 62).
Jika dibandingkan dengan catatan bulan Agustus 2019 (y-o-y), dari sepuluh tujuan utama ekspor Bali, nilai ekspor ke lima negara tercatat menurun, dengan penurunan terdalam tercatat pada nilai ekspor ke Singapura. Sementara itu, nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri sejak bulan Februari hingga Agustus 2020 berada di bawah capaian nilai impor di bulan yang sama pada tahun 2019.
Nilai impor bulan Agustus 2020 tercatat sebesar US$ 3.530.390, turun -22,16 persen jika dibandingkan catatan bulan Juli 2020 (m-t-m) yang tercatat sebesar US$ 4.535.697. Sementara itu, jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2019 (y-o-y), nilai impor Bali tercatat turun sedalam -85,47 persen.
Dari sepuluh negara utama asal impor di bulan Agustus 2020, secara (m-t-m), nilai impor dari empat negara tercatat turun, dengan penurunan paling dalam tercatat pada nilai impor yang berasal dari Amerika Serikat yang terutama disebabkan turunnya impor produk mesin dan perlengkapan mekanik (HS 84).
Sementara itu, nilai impor dari negara Jepang justru mengalami peningkatan hingga ribuan persen (3.183,09 persen) yang dominan disebabkan naiknya nilai impor produk karet dan barang dari karet (HS 40). Secara (y-o-y), dari 10 negara utama asal impor, nilai impor dari sembilan negara tercatat menurun, dengan penurunan terdalam tercatat pada impor asal Perancis (-97,41 persen).
Reporter: bbn/rls