search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Liferaft KRI Nanggala 402 Berhasil Diangkat, Ini Bagian Lain Kapal yang Belum Bisa Diangkut
Selasa, 18 Mei 2021, 13:25 WITA Follow
image

bbn/dok Dispenal

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Bagian liferaft dari bagian kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali pada akhir April lalu berhasil diangkat TNI Angkatan Laut dengan bantuan militer China.

Liferaft sendiri merupakan salah satu alat keselamatan dalam kapal yang digunakan untuk berlayar. Perahu ini digunakan untuk menyelamatkan personel kapal apabila terjadi kedaruratan.

"Kapal Tan Suo Er Hao (milik China) berhasil mengangkat liferaft KRI Nanggala. Sudah kami simpan dengan baik sebagai bukti bahwa kapal-kapal dari negara sahabat kita sudah melaksanaan tugasnya," kata Panglima Komando Armada II (Pangkormada II) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto dalam konferensi pers, Selasa (18/5) dikutip dari cnnindonesia.com.

Dia menggambarkan alat bantu tersebut memiliki berat kurang lebih 700 Kilogram. KRI Nanggala sendiri memiliki dua liferaft. Biasanya, kata dia, alat tersebut digunakan apabila personel mengalami posisi kedaruratan dan memungkinkan untuk menyelamatkan diri.

"Ini sudah diambil, tertimbun oleh lumpur," ucap dia menambahkan.

Hanya saja, Iwan mengatakan belum ada bagian-bagian besar lain kapal yang dapat diangkut dalam operasi penyelamatan ini.

Menurutnya, sejauh ini pihak TNI AL tengah berkoordinasi dengan atase pertahanan Tiongkok untuk melanjutkan proses pengangkatan. Pasalnya, upaya pengangkatan badan kapal sempat dilakukan namun belum membuahkan hasil.

"Belum ada bagian-bagian besar lain yang diangkat. Maksudnya seperti bow section (Haluan), sail section (Anjungan), dan stern section (Buritan)," tambah dia.

KRI Nanggala sendiri tenggelam di perairan utara Bali pada Rabu (21/4) lalu. Kapal itu telah digunakan TNI AL selama kurang lebih 40 tahun.

Saat terjadi insiden, KRI Nanggala tengah dalam latihan melaksanakan penembakan torpedo. Latihan itu merupakan bagian dari pembinaan kesiapan operasional prajurit dan satuan di wilayah perairan Bali.

Namun, KRI Nanggala justru tenggelam dan diketahui berada di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut.
Sebanyak 53 orang awak kapal tersebut dinyataka meninggal dunia. Presiden Joko Widodo memberi penghargaan Bintang Jalasena dan kenaikan pangkat bagi para prajurit.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami