3 Versi Asal Kata Desa Adat Tuban Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Menelusuri perjalanan sejarah Bandar Udara Ngurah Rai Bali, yang dulunya dikenal dengan nama Pelabuhan Udara Tuban, tidak terlepas dari cerita tentang perkembangan Desa Adat Tuban, yang menjadi lokasi berdirinya bandara.
Ada beberapa legenda yang dipercaya masyarakat Desa Adat Tuban. Salah satu legenda yang cukup menarik adalah pemilihan kata Tuban, yang kemudian dijadikan nama resmi Desa Adat Tuban.
Berasarkan catatan awig-awig (peraturan) Desa Adat Tuban, dan sesuai penafsiran yang berkembang pada masyarakat Tuban saat itu, kata Tuban pada nama Desa Adat Tuban, ditafsirkan dalam beberapa versi.
Menurut buku "Ngurah Rai Airport Bali Gateway To Paradise", konon kata Tuban berasal dari kata "Mataeb" yang berarti angker. Setelah lama kemudian, kata Mataeb berubah menjadi kata Taeban yang berarti angker sekali. Tetapi kata Taeban inipun berubah kembali sebutannya oleh masyarakat setempat menjadi Tuban. Maka kemudian sebutan Taeban berubah menjadi Desa Tuban.
Versi kedua, nama Tuban berkaitan dengan sejarah masuknya prajurit Majapahit ke Bali. Konon sekitar tahun 1.400-1.500 Masehi, prajurit Majapahit menyerang Bali, untuk mewujudkan impian Patih Gajah Mada mempersatukan Nusantara.
Prajurit Majapahit kemudian berlabuh di sebuah lokasi bernama Dalem Perahu (tempat berlabuhnya perahu) yang terletak di sebelah barat Bandara Ngurah Rai saat ini.
Para prajurit Majapahit ini bertolak dari Tuban Jawa Timur. Itu sebabnya nama tempat pendaratan pertama kali prajurit di Bali diberi nama sama dengan tempat pemberangkatan yakni Tuban.
Versi berikutnya, nama Desa Tuban ditafsirkan berasal dari akar kata Tayuban yang berarti minuman. Menurut keyakinan masyarakat setempat, dari jaman dahulu sampai tahun 1965, Desa Tuban adalah desa pertanian, dimana seluruh desa dipenuhi pohon kelapa dan pohon lontar.
Pekerjaan masyarakat setempat pada zaman itu adalah membuat minuman beralkohol, seperti tuak dari air kelapa dan air lontar.
Boleh juga diartikan, karena banyakannya minuman, dan minuman dalam bahasa Bali kuno disebut tayuban, lama-lama kata tayuban dilafalkan dengan sebutan Tuban, karena desa Tuban adalah penghasil minuman dari tuak kelapa dan tuak lontar atau tuak nira.
Berbagai versi penafsiran di atas belum satupun memperoleh pengakuan yang jelas, yang mana diantara versi tersebut yang paling mendekati kebenaran tentang asal muasal kata Tuban.
Reporter: bbn/tim