search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Arti Penampahan Galungan Jelang Hari Raya Galungan
Senin, 6 Juni 2022, 22:35 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Arti Penampahan Galungan Jelang Hari Raya Galungan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sebelum Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali merayakan Upacara Penampahan Galungan. Kata "penampahan" berasal dari kata “nampah atau nampeh” kemudian menjadi “nampa” yang berarti mempersembahan. Dikutip dari website resmi Desa Dalung, kata "nampa" berkembang menjadi "namya" yang artinya sembah. 

Secara definitif penampahan berarti mengembalikan ke sumbernya atau dalam kamus Kawi-Bali disebut somya. Kendati begitu, ada juga yang memahami kata “nampah” dengan sembelih. 

Upacara Penampahan Galungan dipercaya sebagai hari turunnya dari Sang Kala Tiga yang paling sangat keras dan sangat ganas yang berupa Sang Kala Tiga Amangkurat. 

Dipercaya pula bahwa pada hari itu, Sang Kala Tiga Amangkurat bisa menggoda manusia apabila manusia kurang waspada. Jika demikian, umat manusia akan menghadapi konflik, kesedihan, dan kekacauan yang bertentangan dengan dharma. 

Adapula yang meyakini kalau Penampahan Galungan merupakan upacara untuk mempersiapkan perayaan Galungan dengan memotong ayam dan babi sebagai wujud dari memotong sifat buruk manusia

Pemilihan ayam dan babi itu sesungguhnya sebagai simbol untuk menyembelih sifat-sifat serakah dan suka bertengkar yang dilambangkan dengan ayam, sementara sifat malas dilambangkan dengan babi. 

Dengan demikan, upacara Penampahan Galungan bertujuan agar umat manusia bisa terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat membawanya kepada malapetaka. 

Dalam wujud ritual, Penampahan Galungan dirayakan dengan upacara Natab Sesayut Penampahan atau Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan.

Upacara Natab Sesayut Penampahan memiliki makna untuk mengingatkan umat manusia agar membangun kekuatan Wiweka Jnyana yang berarti, membangun kekuatan diri agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 

Menurut laman resmi Desa Tamanbali, upacara Penampahan Galungan sebaiknya tidak hanya dirayakan dengan pesta saja, tapi juga dengan melakukan perenungan hidup yang mendalam. 

Pada Upacara Penampahan Galungan, umat Hindu Bali akan memasang penjor. Penjor merupakan simbol dari Naga Basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran. 

Pemasangan penjor ditujukan sebagai ucapan terima kasih kehadapan Hyang Widhi Wasa dalam prabawa-NYA sebagai Hyang Giripati. Kendati begitu, sekarang tidak sedikit orang yang memasang penjor sebelum Penampahan Galungan karena adanya alasan kesibukan atau kekurangan orang. (Sumber: Tirto.id)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami