search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nyaris Ricuh, Oknum Petugas SPBU Tendang Jeriken Nelayan
Selasa, 18 Oktober 2022, 19:39 WITA Follow
image

beritabali/ist/Nyaris Ricuh, Oknum Petugas SPBU Tendang Jeriken Nelayan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Sulitnya warga mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) memicu ketegangan antar warga dan oknum petugas SPBU

Seperti yang terjadi di SPBU Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak Buleleng, akibat terlalu lama antre BBM petugas SPBU bersitegang dengan warga setempat. Bahkan, oknum petugas SPBU menendang jeriken milik warga nelayan yang tengah antre untuk mendapatkan BBM.

Peristiwa ketegangan antara warga dengan petugas SPBU Pemuteran dibenarkan tokoh masyarakat setempat bernama Rasyid. Menurutnya, warga yang kebanyakan petani dan nelayan telah berhari-hari antre untuk mendapatkan BBM baik solar maupun pertalite. 

Namun karena pasokan dari Pertamina  tidak mencukupi membuat masyarakat sekitar kehilangan kesabaran. Kondisi itu diperparah oleh sikap petugas SPBU yang dianggapnya arogan.

“Oknum petugas SPBU jangan marah-marah, warga jangan ditendang-tendang. Jerigen milik nelayan ditendang oleh oknum petugas SPBU berinsial HR. Kami sudah banyak mendapat laporan atas prilaku oknum petugas SPBU akibat lambatnya pasokan. Masyarakat membeli BBM bukan meminta. Masalah antri kami no problem tapi pelayanan SPBU jangan menjadi pemicu permasalahan. Kami masih tahan sabar agar situasi tidak tambah runyam,” ujar Rasyid, Selasa 18 Oktober 2022.

Menurut Rasyid, pemilik SPBU mestinya menambah jumlah pasokan untuk memenuihi kebutuhan masyarakat. Saat ini, pasokan untuk SPBU Pemuteran hanya dipasok dua hinga 3 ton BBM dari semua jenis. Dan itu berdasar informasi dari petugas SPBU

”Jika kurang yang ditambah, jangan biarkan masyarakat antri berhari-hari. Yang lebih ironis masyarakat juga sudah bersedia membayar lebih dari harga dasar. Ada yang membeli Rp 50 ribu dibayar Rp 60 ribu. Ini yang antre adalah banyak nelayan untuk kebutuhan melaut,” imbuhnya.

Akibat langkanya BBM menurut Rasyid, sudah satu pekan lebih nelayan tidak bisa melaut. Tentu menyebabkan ekonomi nelayan menjadi terganggu. 

”Kasihan lho nelayan antri berminggu-minggu sama dengan tidak melaut selama itu. Ini persoalan yang harus dicarikan jalan keluar segera,” imbuh Rasyid.

Salah satu nelayan asal Desa Pemuteran, Nengah Nerta mengaku telah berhari-hari antre untuk mendapatkan BBM jenis pertalite. Padahal kebutuhan BBM untuk digunakan melaut sebagai mata pencaharian. 

”Ini kami antre sudah dua hari lebih, Untuk pembelian BBM jenis pertalite,”ujarnya.

Kepala Desa Pemuteran I Nyoman Arnawa membenarkan warganya kesulitan mendapatkan BBM pertalite dan juga solar akibat kelangkaan dan keterlambatan pasokan. Tidak hanya itu, pasokan untuk SPBU di desanya juga sangat kurang dan itu menyebabkan gangguan mengingat kebutuhan dan banyaknya warga yang memerlukan BBM untuk berbagai keperluan. 

“Memang warga sangat banyak yang antri BBM.Selain lama,pasokan dari Pertamina juga sangat kurang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Padahal kebutuhan warga tidak saja untuk sehari-hari namun untuk keperluan melaut,” tandasnya.

Selain di SPBU Pemuteran, atrean panjang untuk mendapatkan BBM jenis solar dan pertalite juga terlihat hampir si seluruh SPBU di Kabupaten Buleleng, bahkan disebutkan antrean itu disebabka akibat terbatasnya pasokan BBM yang dikirim oleh Pertamina.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami