search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tujuh Penyebab Sering Sariawan, Salah Satunya Stres
Kamis, 3 November 2022, 11:24 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Tujuh Penyebab Sering Sariawan, Salah Satunya Stres

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sariawan merupakan masalah peradangan pada mulut yang umum terjadi. Kondisi ini sebenarnya dapat sembuh dalam beberapa hari dengan sendirinya.

Meski sepele, tetapi jika sariawan sering terjadi, tentu Anda harus mencari tahu penyebabnya. Pasalnya, bisa jadi penyebab sering sariawan berasal dari kebiasaan-kebiasaan yang mungkin tak sengaja kerap Anda lakukan.

Merujuk Mayo Clinic, sariawan adalah luka atau peradangan yang muncul di area bagian dalam mulut. Bagian tengah sariawan biasanya berwarna keputihan atau kekuningan, sedangkan tepiannya berwarna kemerahan. Rasa sakit yang terjadi saat sariawan cukup mengganggu karena dapat mengakibatkan sulit makan dan berbicara.

Hingga saat ini, penyebab sariawan memang belum diketahui dengan pasti. Namun banyak faktor yang memicu munculnya sariawan. Faktor pemicu tersebut bisa berasal dari dalam maupun luar tubuh.

Berikut sejumlah penyebab sering sariawan, dihimpun dari berbagai sumber.

1. Menyikat gigi terlalu keras

Melansir Everyday Health, menyikat gigi terlampau keras dapat menyebabkan gusi dan jaringan lunak tergores dan berdarah. Gesekan dan benturan keras yang mengenai area mulut sangat mungkin menyebabkan luka dan terjadilah sariawan.

Untuk menyiasatinya, ubah kebiasaan menyikat gigi terlalu kencang jadi lebih pelan. Menyikat gigi dengan lembut dan perlahan dapat membuat Anda terhindari dari risiko sariawan.

2. Pasta gigi mengandung SLS

Pasta gigi yang mengandung sodium lauryl sulfate atau SLS juga dapat memicu sariawan. Merujuk laman YBrush, zat SLS dalam pasta gigi tersebut dapat mengikis lapisan mulut.

SLS sendiri merupakan jenis detergen berbusa yang dapat membuat iritasi pada area mulut jika tergores oleh sikat gigi yang terdapat pasta gigi SLS. Untuk mengatasinya, pilihlah pasta gigi yang bebas dari SLS sehingga mengurangi risiko munculnya sariawan.

3. Penggunaan kawat gigi

Penggunaan behel atau kawat gigi juga dapat meningkatkan risiko munculnya sariawan pada gusi maupun bibir. Biasanya sariawan muncul di minggu awal pemakaian atau setelah kawat gigi dikencangkan.

Gesekan antarkawat dengan sisi dalam pipi, gusi, lidah, atau bibir inilah yang menyebabkan luka sariawan. Selain penggunaan behel, kondisi lainnya seperti pemasangan gigi palsu juga dapat menjadi pemicu lantaran menyebabkan mulut kering sehingga meningkatkan risiko sariawan.

4. Stres

Melansir laman WebMd, penyebab sering sariawan berikutnya adalah stres, baik itu berupa stres fisik atau emosional. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering menderita sariawan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang jarang sariawan.

5. Perubahan hormon

Banyak wanita mengalami sariawan berulang ketika sebelum, saat, dan setelah menstruasi. Hal itu karena siklus menstruasi dapat memicu sariawan dengan menciptakan perubahan kadar hormon sehingga mendorong pertumbuhan berlebih dari Candida, yakni jamur yang menyebabkan sariawan.

6. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi seperti zat besi, asam folat, zinc, dan vitamin B1, B2, B6, dan B12 juga dapat menimbulkan sariawan. Asupan yang tidak mencukupi atau terdapat masalah penyerapan nutrisi menjadi penyebab mengapa Anda sering sariawan.

7. Faktor keturunan

Sering sariawan sangat memungkinkan disebabkan oleh faktor keturunan. Melansir laman Medlineplus, sariawan merupakan kecenderungan bawaan yang disebabkan jamur Candida.

Hampir 50 persen orang yang sering menderita sariawan memiliki keluarga yang juga kerap mengalami sariawan. Jika Anda memiliki orang tua atau saudara yang sering mengalami sariawan, hal itu akan meningkatkan risiko keparahan dan frekuensi kekambuhan.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami