search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kondisi Terkini Eks Putra Mahkota Saudi bin Nayef Usai Ditangkap MbS
Kamis, 1 Desember 2022, 16:23 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kondisi Terkini Eks Putra Mahkota Saudi bin Nayef Usai Ditangkap MbS

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Keberadaan eks Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Nayef tidak pernah diketahui lagi secara pasti setelah gelar pewaris takhta kerajaan dicopot dari dirinya pada Juni 2017 lalu. Sejak dicopot sebagai Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Nayef tak pernah terlihat lagi di publik. 

Sejumlah laporan, termasuk dari intelijen AS, memaparkan Pangeran Mohammed bin Nayef hingga kini masih menjadi tahanan rumah setelah melepaskan gelarnya sebagai putra mahkota. Menurut sumber kepada New York Times, Pangeran Mohammed bin Nayef menjadi tahanan rumah sampai maret 2020.

Di masa awal penahanannya, Pangeran Mohammed bin Nayef ditahan di sel isolasi, dilarang tidur hingga digantung terbalik di pergelangan kakinya, menurut dua orang yang diberi pengarahan tentang situasinya yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah tersebut.

Pangeran Mohammed bin Nayef disebut mengalami kerusakan permanen pada pergelangan kakinya akibat perlakuan yang ia terima selama di tahanan dan tidak bisa berjalan tanpa tongkat.

Pada Agustus 2020, kuasa hukum Pangeran Mohammed bin Nayef melayangkan kekhawatiran terkait kondisi kesehatan kliennya. Ia menuduh otoritas Saudi tidak mengizinkan dokter atau keluarga mengunjunginya sejak menjadi tahanan.

Sementara itu, di musim gugur 2021, Pangeran Mohammed bin Nayef dilaporkan dipindahkan ke sebuah vila di dalam kompleks yang mengelilingi Istana Raja Al-Yamamah di Riyadh. Pangeran Mohammed bin Nayef dikurung sendiri tanpa televisi atau perangkat elektronik lainnya dan hanya menerima kunjungan terbatas dari keluarganya, kata sejumlah sumber. 

Sampai saat ini, pemerintah Saudi juga belum mengajukan tuntutan resmi terhadap Mohammed bin Nayef atau menjelaskan mengapa dia ditahan.

Sebagian besar ahli Saudi berasumsi bahwa penahanan itu karena MbS khawatir bahwa Mohammed bin Nayef dapat menghalangi upayanya untuk menjadi Raja Saudi berikutnya. Pangeran Mohammed bin Nayef diangkat sebagai Putra Mahkota Saudi, pemimpin de facto negara, pada 2015 oleh Raja Salman yang saat itu juga baru diangkat menjadi penguasa Saudi.

Namun, pada Juni 2017, Raja Salman tiba-tiba mengeluarkan dekrit berisikan keputusan mencopot Mohammed bin Nayef, keponakannya, dari jabatan Putra Mahkota dan menggantinya dengan sang anak, Mohammed bin Salman (MbS).

Dalam laporannya berjudul "The Godfather, Saudi-Style: Inside the Palace Coup that Brought MBS to Power", wartawan surat kabar The Guardian Anuj Cophra menceritakan kronologi peralihan gelar Putra Mahkota Saudi dari Pangeran Mohammed bin Nayef ke MbS yang disebut-sebut melalui kudeta kejam.

Baru dua tahunan menjabat, Pangeran Mohammed bin Nayef, putra mendiang eks Putra Mahkota Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz Al Saud, dipaksa menyerahkan statusnya sebagai penerus takhta kerajaan kepada MbS.

Para pangeran Saudi diberitahu kubu MbS bahwa Pangeran Mohammed bin Nayef tidak cocok menjadi raja karena kecanduan obat-obatan, menurut sumber yang berhubungan dekat dengan keluarga kerajaan Saudi seperti dikutip The New York Times.

Sementara itu, beberapa sumber kerajaan lainnya menuturkan Pangeran Mohammed bin Nayef disebut dikurung di sebuah ruangan istana dan dipaksa menandatangani surat pengunduran diri sebagai Putra Mahkota Saudi oleh MbS pada 20 Juni 2017. Seorang tangan kanan MbS bahkan mengancam seluruh anggota perempuan keluarga Pangeran Nayef akan diperkosa jika ia menolak menyerahkan takhta putra mahkota.

Awalnya, Pangeran Mohammed bin Nayef dikabarkan menolak. Ia akhirnya menandatangani surat pengunduran diri, menyerah dengan rasa cemas dan lelah menjelang fajar.

Sejak itu, Pangeran Mohammed bin Nayef sudah tak muncul lagi di publik. Poster dan fotonya juga dicopot dari gedung-gedung publik dan pemerintahan.

MbS pun secara efektif memegang gelar putra mahkota Saudi di 31 tahun. Raja Salman memang tetap menjadi kepala negara Saudi, namun MbS menjadi penguasa yang menjalankan roda pemerintahan sehari-hari dengan kendali mutlak atas semua tuas.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami