search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Kembali Mengancam, Kalah Perang Berarti Perang Nuklir
Minggu, 22 Januari 2023, 14:15 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Rusia Kembali Mengancam, Kalah Perang Berarti Perang Nuklir

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Mantan Presiden Rusia dan juga sekutu Presiden Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, memperingatkan dunia termasuk Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Ia menegaskan kekalahan Rusia di Ukraina dapat memicu perang nuklir.

Hal ini ditegaskannya melalui cuitan terbaru di akun media sosial Twitter @MedvedevRussiaE, Kamis (19/1/2023). Ini menyindir Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang sedang diselenggarakan di Davos, Swiss, saat ini, yang mendukung kemenangan Ukraina dan kekalahan Rusia

"Orang-orang politik terbelakang di Davos menegaskan kembali untuk mencapai perdamaian Rusia harus kalah," katanya.

"Tapi tak satu pun dari mereka mengerti bahwa kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir," tambahnya.

"Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka," ujarnya lagi.

Wakil ketua dewan keamanan Rusia itu juga mengatakan NATO dan para pemimpin pertahanan lainnya harus memikirkan risiko kebijakan mereka. Diketahui NATO akan bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat untuk membicarakan strategi dan dukungan Barat untuk mengalahkan Rusia di Ukraina.

Rusia dan Amerika Serikat (AS), sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar, memiliki sekitar 90% hulu ledak nuklir dunia. Putin adalah pembuat keputusan utama dalam penggunaan senjata nuklir.

Sementara NATO memiliki keunggulan militer konvensional atas Rusia, dalam hal senjata nuklir, Moskow memiliki keunggulan nuklir atas aliansi di Eropa.

Sebelumnya, Putin menyebut "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang dianggap agresif dan arogan. Ia mengatakan Rusia akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi dirinya sendiri dan rakyatnya dari agresor apa pun.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami