search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tiga Skrining Kesehatan Reproduksi Wanita Yang Bisa Dilakukan Sendiri
Kamis, 23 Maret 2023, 07:30 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Tiga Skrining Kesehatan Reproduksi Wanita Yang Bisa Dilakukan Sendiri

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Skrining kesehatan reproduksi penting untuk dilakukan. Utamanya untuk mengetahui kondisi organ reproduksi sejak dini.

Untungnya, beberapa skrining awal tersebut dapat dilakukan secara pribadi tanpa perlu repot pergi ke rumah sakit.

Dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Muhammad Fadli mengatakan, skrining kesehatan organ reproduksi penting dilakukan oleh setiap wanita. Skrining bisa dilakukan oleh segala usia, mulai dari anak, remaja, dewasa, bahkan hingga lansia.

Skrining, kata Fadli, penting dilakukan untuk deteksi penyakit tertentu sejak dini.

"Bagaimanapun penyakit bisa tumbuh di organ reproduksi. Kalau diabaikan bisa parah, lebih baik terdeteksi sejak dini," kata Fadli saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (16/3).

Fadli menjelaskan, ada tiga metode sederhana skrining awal yang bisa dilakukan setiap wanita di rumah. Orang tua juga bisa mengajarkan hal ini dengan mudah kepada anak, terutama yang sudah memasuki usia remaja.

Berikut tiga metode skrining yang bisa dilakukan di rumah.

1. Periksa menstruasi

Menstruasi adalah salah satu fase yang pasti dilalui setiap perempuan. Siklus menstruasi biasanya mulai muncul pada perempuan usia 13-14 tahun. Jika tak berjalan dengan baik, menstruasi bisa menunjukkan sejumlah gejala yang bisa menandakan penyakit tertentu.

"Normal di sini bisa dicek dari segi jeda waktu atau siklus, berapa lama haidnya, volume darahnya, hingga rasa sakit yang menyertainya," kata Fadli.

Siklus haid selama 21-35 hari disebut normal. Namun, jika lebih dari itu atau jeda terlalu cepat dan lama, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Lama haid juga harus diperhatikan. Normalnya haid terjadi selama 3-5 hari atau bahkan 10 hari. Jika haid terjadi lebih dari 14 hari, maka bisa dikategorikan tidak normal.

"Terutama jika jumlah darah yang keluar banyak. Misal hari 1-3 itu memang normalnya banyak. Yang tidak normal kalau haidnya lama lebih dari 14 hari dan jumlahnya sama, tetap banyak," kata dia.

Selain itu, rasa sakit menstruasi juga harus diperhatikan. Fadli menyebut, normalnya wanita akan merasa sakit saat haid. Tapi, jika rasa sakit yang muncul berlebihan, sebaiknya lakukan pemeriksaan.

"Misal saat haid, terasa sakit sampai pingsan, sampai sulit bergerak, ini sudah masuk kategori parah," katanya.

2. Usap bagian bawah perut

Metode ini bisa dilakukan di segala usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Anda bisa melakukan pengusapan pada bagian bawah perut untuk mengetahui apakah terdapat benjolan di area tersebut.

Jika terdapat benjolan, periksa apakah benjolan bergerak atau hanya diam di tempat. Benjolan bisa jadi pertanda tumbuh tumor atau kista di organ reproduksi.

3. Periksa keputihan

Keputihan bisa dialami oleh perempuan dari segala usia, termasuk anak-anak.

Pada dasarnya, keputihan adalah kondisi yang normal. Keputihan menjadi tidak normal jika cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, berbau, berwarna kuning kehijauan, hingga memicu rasa gatal.

Pada anak-anak, penting untuk orang tua rutin memeriksa celana dalam si kecil. Hal ini untuk mengetahui apakah normal atau tidaknya keputihan yang dialami anak.

"Orang tua tidak perlu panik kalau ada keputihan di celana anak yang masih kecil. [Orang tua] harus panik jika bentuknya dan banyaknya sudah berlebihan," kata dia.

Jika selama skrining terdapat kendala atau kecurigaan munculnya penyakit tertentu, Fadli menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lengkap di rumah sakit.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami