search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bumil Wajib Tahu, Tiga Kelompok Ini Rentan Alami Kehamilan Risiko Tinggi
Minggu, 21 Mei 2023, 16:39 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Bumil Wajib Tahu, Tiga Kelompok Ini Rentan Alami Kehamilan Risiko Tinggi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kehamilan berisiko tinggi atau high-risk pregnancy menjadi momok menakutkan bagi para ibu hamil. Kehamilan berisiko tinggi ini bisa membahayakan ibu, janin, atau bahkan bayi setelah lahir.

Tentunya, tak ada satu pun calon ibu di dunia ini yang bersedia mengalami kehamilan berisiko tinggi. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSIA Grand Family, Pantai Indah Kapuk (PIK), Christian Wijaya mengatakan meski tidak semua, ada beberapa kategori ibu yang bisa mengalami kehamilan berisiko.

"Ada kelompok tertentu, makanya sangat penting mengetahui apakah dia termasuk berisiko atau tidak," kata Christian dalam kegiatan media briefing di RSIA Grand Family, PIK, Jakarta, Rabu (10/5).

Menurut Christian, jika para ibu ini tahu lebih cepat terkait status risiko kehamilannya, maka pencegahan lebih mudah dilakukan. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan jika sudah terlanjur hamil adalah melakukan pemeriksaan dan kontrol rutin ke dokter kandungan.

"Kontrol sangat penting, agar bisa diketahui apa saja nih risikonya, kemudian dicari bagaimana menanganinya," kata dia.

Lantas, siapa saja kelompok ibu yang bisa mengalami kehamilan berisiko tinggi atau pregnancy high risk. Berikut daftarnya:

1. Ibu hamil di bawah usia 18 tahun

Kehamilan muda, yakni di bawah usia 18 tahun sangat mungkin mengalami kehamilan berisiko tinggi. Hal ini bisa terjadi karena di usia tersebut, secara fisik tubuh wanita belum benar-benar siap mengandung.

Panggul wanita juga sebenarnya belum siap untuk melahirkan. Oleh karena itu, kemungkinan mengalami kesulitan saat melahirkan juga semakin besar.

Selain fisik, secara mental mereka yang hamil di usia 18 tahun ke bawah juga sebenarnya belum siap. Stres sangat mungkin terjadi, dan bisa memengaruhi keadaan janin yang ada di dalam perut.

"Makanya sangat dianjurkan agar hamil di usia 21 tahun ke atas dan sudah siap secara mental dan fisik," kata dia.

2. Kehamilan di atas 35 tahun

Hamil terlalu muda disebut berisiko, begitu juga dengan hamil di usia yang terlalu matang atau di atas 35 tahun. Risiko ini juga lebih besar bagi mereka yang mengalami kehamilan pertama saat usia di atas 35 tahun.

"Wanita yang berusia 35 tahun ke atas itu lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Nah ini tentu bisa berpengaruh terhadap kesehatan janin, makanya sangat berisiko tinggi," kata Christian.

Dia juga menyebut, wanita yang hamil saat usianya lebih dari 35 tahun berisiko mengalami preeklamsia. Kelahiran prematur juga berisiko dialami oleh para ibu yang hamil di usia terlalu matang.

"Makanya ketika datang pasien hamil usianya 35 tahun atau lebih dan itu hamil pertama, kita akan skrining dengan ketat," katanya.

3. Hamil kembar

Hamil kembar kerap dianggap anugerah. Tapi ternyata secara medis hamil kembar bukan termasuk kehamilan normal.

Dokter spesialis anak di RSIA PIK, Andry Setiawan mengatakan untuk manusia hamil tunggal adalah kehamilan normal. Maka dari itu saat seorang ibu mengalami kehamilan kembar, mau itu dua, tiga, atau lebih, tergolong tidak normal.

"Kalau kembar itu kehamilan yang tidak normal, kalau tunggal itu hamil normal," kata dia.

Alasan hamil kembar termasuk dalam kehamilan berisiko kata dia, karena bayi kembar membuat hamil lebih cepat besar. Saat kandungan semakin besar, kontraksi pun bisa lebih cepat terjadi. Makanya risiko yang paling tinggi dialami adalah kelahiran prematur.

Meski demikian, hal ini bisa ditangani dengan melakukan kontrol rutin dan menjaga berat badan janin.

"Caranya buat janinnya tidak terlalu besar, karena semakin besar janin, kontraksi bisa lebih cepat terjadi," kata dia.

Itulah tiga kelompok yang rentan mengalami kehamilan risiko tinggi. Penting untuk diketahui para ibu agar lebih mudah mencegahnya.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami