search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gerakkan Masyarakat Jadi Usaha Ayam Petelur, Babinsa Serka I Putu Sutarga Dapat Penghargaan
Senin, 29 Mei 2023, 12:23 WITA Follow
image

beritabali/ist/Gerakkan Masyarakat Jadi Usaha Ayam Petelur, Babinsa Serka I Putu Sutarga Dapat Penghargaan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Serka I Putu Sutarga, SM, seorang Babinsa Yangapi Bangli menerima penghargaan dari Pangdam IX/Udaya saat syukuran HUT Kodam di Pura Mengening. Serka Sutarga selama menjadi Babinsa ikut membangkitkan perekonomian di Desa Yangapi, Kecamatan Temuku, Bangli.

“Saya dulu raider, lalu pindah ke Bangli, awalnya ternak ayam seribu ekor. Kemudian sekarang sudah 40 ribu ekor,” ujar Sutarga di Acara HUT Kodam IX/Udayana di Pura Mengening Tampaksiring Gianyar, Sabtu lalu (27/5).

Modal awal berusaha dia peroleh dari mengumpulkan gaji. Kebetulan istrinya seorang guru ikut menyokong modal awal. “Kami juga pinjam di BRI. Karena per seribu ekor butuh biaya Rp 150 juta. Total kami pinjam Rp 350 juta,” ujarnya.

Kemudian, selaku Babinsa mengajak masyarakat desa binaan banyak petani. Hasil tani tidak bisa tiap hari. “Dengan usaha ayam petelor, petani bisa menikmati harian,” ujarnya.

Babinsa juga memberikan telur reject yang pecah gratis kepada masyarakat. Meski reject, namun masih segar. “Kami sekarang ajak 25 orang. Penghasilan dari ayam untuk bayar utang,” ujar dia.

Dengan usahanya mengajak masyarakat berdikari, membuatnya menerima penghargaan. “Saya merasa bangga. Saya dihargai dan dianggap model bahwa penghasilan dari PNS cukup,” ujarnya.

Dia mengakui bisnis ayam modalnya besar. Namun harus dimulai dari kecil. Pelihara seribu ekor dulu. “Kalau di telor hasilnya harian. Sekarang dengan 40 ribu ekor ayam, hasilnya bisa 35 ribu butir,” jelas dia.

Untuk penyaluran telor, Sutarga yang sudah punya truk, mengirim ayam ke luar daerah. Yaitu ke Bima dan Sumba NTT. “Kalau di Bali sudah banyak. Maka kami ke lain pulau, harga stabil sekarang,” ujarnya.

Di desa Yangapi, kini ada 4 peternakan besar. Yang kecil sampai 50 orang. Dia pun bangga bisa ketok tular ke masyarakat. 

“Dulu yang lahan tidur, bisa dikontrak, manfaatkan jadi kandang,” ujarnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami