search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Larangan Mendaki Gunung Masih Dikaji Pemprov, Empat Fraksi DPRD Bali Tak Setuju
Rabu, 14 Juni 2023, 16:32 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Larangan Mendaki Gunung Masih Dikaji Pemprov, Empat Fraksi DPRD Bali Tak Setuju.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Soal aturan yang melarang mendaki gunung di Bali masih dikaji Pemerintah Provinsi Bali. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace. 

Awal pekan ini, Cok Ace menegaskan belum ada aturan yang dikeluarkan untuk melarang naik gunung di provinsi tersebut. Adapun soal Surat Edaran (SE) Gubernur Bali nomor 4 tahun 2023, kata dia, belum ada menyinggung soal larangan pendakian gunung.

"Untuk SE nomer 4, kan belum ada menyinggung soal pendakian gunung dan itu masih dikaji lagi. Jadi, kita masih menerima masukkan, tapi intinya bahwa masyarakat Hindu khususnya di Bali, menyakini gunung adalah tempat disucikan dan disakralkan," kata Cok Ace di Gedung DPRD Bali, Senin (12/6).

Baru-baru ini sejumlah fraksi di DPRD Bali kompak menolak aturan larangan naik gunung tersebut.

Ia menyebut sebelumnya memang adanya fenomena wisatawan menggelar pesta dan ada juga yang telanjang di puncak Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali.

Itu, kata Cok Ace, menjadi persoalan yang harus dipikirkan agar industri pariwisata tetap berjalan tetapi kesakralan dan kesucian gunung di Pulau Dewata tetap terjaga.

"Fenomena akhir-akhir ini terjadi ini kan sudah kebablasan, di gunung mengadakan pesta bahkan di gunung telanjang, di puncaknya lagi. Ini tentu perlu pemikiran kita ke depan. Bagaimana satu sisi pariwisata kita berjalan, di sisi lain kesakralan dan kesucian keyakinan umat di Bali tidak terganggu. Itu saja intinya. Oleh sebab itu, SE Nomor 4 ini, belum menentukan masalah itu," ujar pria yang dikenal sebagai guru besar di ISI Denpasar itu.

Sementara, saat ditanya terkait para warga yang mencari nafkah dengan menjadi pemandu (guide) bagi wisatawan saat mendaki gunung yang merasa dirugikan dengan bakal aturan tersebut, Cok Ace menjawab hal itu pasti dicari juga jalan keluarnya.

Selain itu juga, larangan mendaki gunung di Bali juga masih dipertimbangkan karena banyak wisatawan yang suka mendaki gunung.

"(Untuk guide) justru kita carikan jalan keluarnya, apakah ada bentuk pengaturan dan lain sebagainya, ditunggu saja. (wisatawan yang suka mendaki gunung) itu salah satu dari unsur-unsur yang kita pertimbangkan," ujarnya.

4 Fraksi DPRD tolak larangan naik gunung

Sementara itu empat fraksi di DPRD Bali telah bersuara menolak larangan naik gunung di provinsi tersebut. Empat fraksi itu adalah Hanura, PSI, NasDem, dan Demokrat.

Mulanya tiga parpol yakni Hanura, PSI, dan NasDem menyuarakan penolakan itu dalam Rapat Paripurna dengan agenda pandangan umum fraksi terkait pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2022 di kantor DPRD Bali pada awal pekan ini.

Tiga partai tersebut menilai wacana larangan mendaki gunung itu tersebut hanya sikap reaktif Gubernur Wayan Koster. Sama seperti ketika Koster mewacanakan pelarangan persewaan sepeda motor kepada turis asing.

Untuk itu, Fraksi Hanura, Nasdem, dan PSI meminta Pemprov Bali mengkaji ulang wacana tersebut. Mereka lebih menyarankan untuk memperketat aturan berwisata di gunung saja ketimbang harus ditutup.

Mengutip dari detik.com, Fraksi tiga partai itu menyarankan penerapan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi). (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami