search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jaspel Tidak Terbayar, Tenaga Medis RSUD Tangguwisia Mogok Kerja, Pasien Ditolak
Senin, 2 Oktober 2023, 18:28 WITA Follow
image

beritabali/ist/Jaspel Tidak Terbayar, Tenaga Medis RSUD Tangguwisia Mogok Kerja, Pasien Ditolak.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Akibat jasa pelayanan (Jaspel) tidak dibayar, sejumlah tenaga medis di RSUD Tangguwisia melakukan mogok kerja. 

Para tenaga medis itu merasa kecewa karena sejak 6 bulan belakangan jaspel mereka tidak terbayarkan. Bahkan belum ada kepastian kapan jasa layanan medis itu akan mereka terima.

Informasi yang diterima, mereka melakukan mogok sejak jam layanan dibuka, Senin 2 Oktober 2023. Sejumlah masyarakat yang hendak memeriksakan kesehatan terutama di bagian poliklinik terpaksa gigit jari karena layanan tutup. Warga mengeluhkan kondisi itu namun rela menunggu hingga kondisi normal kembali.

“Saya datang ke rumah sakit sejak pagi. Namun bagian pelayanan tidak buka sampai jam yang ditentukan.Setelah mencari tahu ternyata petugas rumah sakit sedang mogok,” kata salah satu warga yang sedang berobat di RSUD Tangguwisia.

Sementara sejumlah staf rumah sakit yang ditemui usai aksi mogok terlihat ketakutan dan enggan memberikan pernyataan. Dikonfirmasi atas aksi mogok karyawan rumah sakit itu, Dirut RSUD Tangguwisia dr. Putu Karniasih berdalih bukan mogok melainkan ada beberapa layanan ditutup karena beberapa sebab. Namun dr Karniasih membenarkan beberapa layanan di poliklinik ditutup.

“Kalau dikatakan semua bagian polikilinik mogok itu tidak benar karena ada beberapa bagian yang masih menerima layanan. Ada beberapa dokter yang sedang cuti, sementara poli mata dokternya baru resain karena dapat beasiswa sekolah lagi,” terang dr Karniasih didampingi Kepala Seksi Medis dr Pratita.

dr Karniasih juga menyebut beberapa poli layanan memang sedang tutup, namun kondisi itu ia ketahui saat tiba di rumah sakit. Karena untuk menghindarkan adanya mispersepsi ia mengaku segera meluruskan kondisi itu kepada para tenaga medis setempat.

“Karena poli tidak memberikan pelayanan saya panggil semua tenaga medis terutama yang bukan kerja di bidang pelayanan termasuk para dokter. Saya jelaskan hasil audiensi dengan Pemkab Buleleng terkait keterlambatan pembayaran jaspel,” terangnya.

Menurutnya, jumlah jaspel yang masih nyangkut dan belum terbayarkan sebanyak Rp2 miliar lebih dan itu, katanya, meliputi semua karyawan rumah sakit sebanyak 195 orang. Keterlambatan pembayaran tersebut terhitung piutang rumah sakit yang permohonan pembayarannya menyesuaikan. Hanya saja kali ini terlambat padahal sudah diusulkan melalui anggaran perubahan APBD.

“Sudah saya usulkan di perubahan semua kekurangan termasuk piutang melalui Dinas Kesehatan lanjut ke TAPD. Sebelumnya lancar saja dan saya tidak harus sampai audiensi ke Pj bupati.Dan kenapa kali ini terhambat yang bisa menjelaskan ini ya TAPD terlebih saya hanya bawahan Dinas Kesehatan,”imbuhnya.,” imbuhnya.

Tidak hanya jaspel menurut dr.Karniasih, ia juga mengusulkan beban lain yakni pengadaan obat, bahan habis pakai dan lainnya dengan total senilai Rp7,1 miliar. Anggaran sebesar itu sangat diperlukan rumah sakit tipe D tersebut untuk biaya operasional.

“Karena proses anggaran APBD Perubahan sudah ketok palu dan saat ini kami diberikan inforamsi sedang di meja gubernur untuk tahap evaluasi kami berharap usulan itu diakomodasi agar pelayanan di rumah sakit stabil kembali,” tandasnya.

Kepala Dinas Kesehatan dr.Sucipto mengatakan, pihaknya langsung turun ke RSUD Tangguwisia begitu menerima ada kondisi tidak bisa dalam pelayanan dirumah sakit tersebut. Ia menyebut, problem tersebut terjadi akibat adanya miskomunikasi akibat keterlambatan pembayaran jaspel. 

“Sebelumnya sudah diberikan penjelasan seluruh tahapan penganggaran sedang berlangsung termasuk usulan dari pihak Rumah Sakit Tangguwisia.Karena tidak diberikan penjelasan yang benar akhirnya terjadi mis komunikasi,” tandas dr Sucipto.

Terungkapnya aksi mogok paramedis di RSUD Tangguwisia berawal dari seorang pasien yang bernama Suryati asal Busungbiu berobat, pasien yang diantar suaminya tersebut oleh petugas di bagian penerimaan pendaftaran pasien ditolak dengan alasan dokter bedah sedang ada acara keluarga. 

Selanjutnya pasien diarahkan ke UGD, tanpa pikir panjang Suryati dan suaminya mengikuti petunjuk petugas tersebut. Bahkan, pasien yang sudah kesakitan itu tidak bisa dilayani karena menggunakan BPJS. kalau pakai umum baru langsung di tangani. 

"Kalau pakai BPJS, maaf tidak bisa, tapi kalau pakai umum, akan kami tangani segera," ujar pegawai yang bertugas. 

Mendapat penjelasan seperti itu, suami pasien mempersoalkan penjelasan yang berbeda antara di bagian Poli dengan bagian UGD. merasa diserang dengan beberapa pertanyaan oleh suami pasien, petugas menjawab asal-asalan. 

"Maaf dokter yang bertugas hari ini cuti panjang," ujar petugas untuk mengelabuhi pasien dan keluarganya. 

Akibat jawaban yang berbeda antara bagian Poli dengan bagian UGD Keributan pun terjadi. Adu mulut antara petugas dengan suami pasien mengundang perhatian pasien dan keluarga pasien lainnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami