search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
KPU Target Partisipasi Pemilih di Jembrana 80 Persen, Dinilai Realistis
Sabtu, 3 Februari 2024, 09:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/KPU Target Partisipasi Pemilih di Jembrana 80 Persen, Dinilai Realistis.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) serentak 14 Februari tinggal menghitung hari. Proses sosialisasi pelaksanaan masih perlu ditingkatkan lagi agar partisipasinya tinggi. 

Namun, mencapai target partisipasi seratus persen sulit terwujud. Oleh karena itu, penyelenggara hanya menargetkan lebih tinggi dari pemilu serentak sebelumnya.

Target tersebut berasal dari total daftar pemilih tetap (DPT) 243.796 pemilih di Jembrana. Dalam menentukan target, mengacu pada hasil pemilu serentak sebelumnya tahun 2019, dimana partisipasi lima tahun lalu sebesar 79 persen dari DPT. 

"Target tahun 2019 sudah melebihi target nasional yang menargetkan partisipasi 75 persen," ujar Ketua KPU Jembrana I Ketut Adi Sanjaya, Kamis (1/2/2024).

Menurut Adi, pihaknya menargetkan partisipasi pemilih di Jembrana di atas melebihi partisipasi tahun 2019, yakni di atas 80 persen. Target tersebut dinilai lebih realistis, karena mencapai partisipasi seratus persen akan sangat sulit. "Harapan partisipasi bisa seratus persen, tetapi itu bukan target. Karena akan sulit mencapai seratus persen partisipasi pemilih," ungkapnya.

Sulitnya mencapai target seratus persen ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Adi tidak memungkiri bahwa pemilih yang memiliki hak pilih masih ada yang mementingkan hal lain daripada menggunakan hak pilihnya. "Mungkin karena kesibukan pekerjaan, tugas di luar daerah saat pemilihan," ungkapnya.

Kondisi lain pemilihan juga menentukan, misalnya apatisme pemilih terhadap politik, hingga enggan menggunakan hak pilihnya. Pihaknya tetap melakukan sosialisasi secara meluas kepada masyarakat agar menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024. 

"Pemilih apatis ini setiap pemilu selalu ada. Berbagai cara sudah kami lakukan untuk sosialisasi pemilu ini untuk meningkatkan partisipasi," ujarnya.

Selain peran KPU Jembrana sebagai penyelenggara, peran aktif peserta pemilu terutama calon legislatif yang maju juga penting dalam sosialisasi meningkatkan partisipasi. Peserta pemilu ini memiliki peran penting mendatangkan konstituennya untuk datang ke TPS menggunakan hak pilih.

Mengenai daftar pemilih tambahan (DPTb), saat ini masih belum final. Proses perpindahan pemilih, baik yang keluar dari TPS asal ke TPS lain atau dari TPS luar ke TPS di Jembrana masih belum ada angka final. 

"Data DPTb masih proses, belum final," tambah ujar Sa'rani, Anggota Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Jembrana.

Perpindahan pemilih dari TPS sesuai dengan alamat asal ini karena beberapa sebab, di antaranya karena menjalankan tugas saat pemilihan, menjalani rawat inap di rumah sakit atau puskesmas dan keluarga yang mendampingi, menjalani rehabilitasi narkoba, menjadi tahanan di rumah tahanan atau lembaga permasyarakatan, dan terjadi bencana.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami