search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Anemia Aplastik Penyakit Yang Sempat Diderita Babe Cabita
Selasa, 9 April 2024, 11:32 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Mengenal Anemia Aplastik Penyakit Yang Sempat Diderita Babe Cabita

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Komika Babe Cabita dikabarkan meninggal dunia pagi ini, Selasa (9/4) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti yang membuat Babe harus berpulang.

Pada September 2023 lalu Babe Cabita sempat bercerita mengidap penyakit anemia aplastik yang membuatnya harus menjalani perawatan di rumah sakit selama dua pekan.

Kala itu Babe mengunggah foto dirinya yang tengah dirawat di rumah sakit. Mulanya, ia didiagnosis terserang demam berdarah dengue (DBD).

Namun, hasil pemeriksaan darah membuat dokter curiga karena kondisi yang juga tak membaik. Pemeriksaan sumsum tulang belakang menemukan bahwa Babe mengidap penyakit langka berupa anemia aplastik.

Di situ (pemeriksaan sumsum tulang belakang) diketahui penyakitnya bukan DBD, tapi anemia aplastik, penyakit cukup langka-lah," ujar Babe di kawasan Transmedia, Jakarta, Senin (4/9) tahun lalu.

Lalu apa itu Anemia Aplastik seperti yang diderita Babe Cabita?

Anemia aplastik terbilang sebagai salah satu kondisi yang langka. Mengutip laman Mayo Clinic, kondisi ini terjadi saat sumsum tulang belakang berhenti memproduksi sel darah baru.

Kondisi ini membuat pengidapnya mudah lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tak terkontrol.

Penyebab anemia aplastik yang paling umum adalah gangguan imun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel induk di sumsum tulang belakang.

Selain itu, beberapa faktor lainnya juga turut berpengaruh seperti paparan bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzena. Ada juga penggunaan obat tertentu seperti yang biasa digunakan untuk rheumatoid arthritis dan beberapa jenis antibiotik.

Selain itu, kondisi seperti kehamilan juga dapat memicu anemia aplastik. Saat hamil, sistem kekebalan tubuh punya potensi menyerang sumsum tulang belakang.

Anemia aplastik juga bisa terjadi sebagai efek samping dari terapi radiasi dan kemoterapi pada pasien kanker.

Anemia aplastik bisa muncul pada usia berapa saja. Kondisi ini juga bisa muncul tiba-tiba atau terjadi perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.

Gejala anemia aplastik

Setiap sel darah memiliki peran yang berbeda. Sel darah merah bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Sementara trombosit berperan untuk mencegah pendarahan.

Mengutip WebMD, gejala anemia aplastik tergantung pada jenis sel darah yang mengalami kekurangan. Berikut di antaranya.

Saat jumlah sel darah merah rendah:
- kelelahan,
- sesak napas,
- pusing,
- kulit pucat,
- sakit kepala,
- nyeri dada,
- detak jantung tidak teratur.

Saat jumlah sel darah putih rendah:
- sering infeksi,
- demam.

Saat jumlah trombosit rendah:
- mudah memar dan berdarah,
- mimisan.

Mengelola anemia aplastik tak cukup hanya berdasarkan obat-obatan atau perawatan medis. Diperlukan juga intervensi dari kebiasaan sehari-hari pada pasien.

Orang dengan anemia aplastik seperti Babe Cabita sangat disarankan agar tidak mendekati orang yang sakit atau terinfeksi. Mereka juga disarankan untuk menghindari kerumunan besar dan sering mencuci tangan. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami