search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Isu Keberlanjutan Bali Disuarakan di Jimbafest 2024
Sabtu, 26 Oktober 2024, 14:41 WITA Follow
image

beritabali/ist/Isu Keberlanjutan Bali Disuarakan di Jimbafest 2024.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Perhelatan seni dan budaya JIMBAFEST 2024, Music, Art & Bali Charm digelar pada 26 - 27 Oktober 2024 di Jimbaran Hub, Bali. 

Penyelenggaraan JIMBAFEST 2024 yang melibatkan seniman, komunitas, dan masyarakat dari seluruh kalangan ini akan menjadi momen penting dalam mengekspresikan kreativitas dan identitas budaya Bali melalui beragam karya seni dan aktivitas. 

Tidak hanya sekadar festival seni dan budaya, JIMBAFEST 2024 menginisiasi gerakan bersama untuk makin peduli terhadap keberlanjutan Bali dengan menjaga kelestarian alam dan budayanya.

Pengunjung yang hadir di JIMBAFEST 2024 dapat menikmati dua hari penuh makna dengan suguhan beragam karya seni, mulai dari pertunjukan musik, seni rupa, seni tari, dan berbagai program lainnya yang dapat dinikmati bersama teman dan keluarga. 

JIMBAFEST 2024 menghadirkan para seniman dan komunitas yang istimewa seperti The Adams, Soulvibe dan Pamungkas, yang sudah lama dinantikan penampilannya di Bali. 

Selain itu, Dwiki Dharmawan, maestro jazz Indonesia, akan berkolaborasi dalam sebuah proyek spesial bersama Neida Aleida dan para musisi senior Bali. Kolaborasi ini dirancang sebagai kampanye kreatif yang menggugah publik tentang urgensi pelestarian alam dan budaya Bali melalui musik yang inspiratif.

Kehadiran JIMBAFEST 2024 kali ini memiliki fokus yang lebih spesifik dengan menyoroti isu-isu terkini, khususnya kondisi Bali yang terus mengalami perubahan dari berbagai sisi. Salah satunya sektor pariwisata. Meskipun sektor pariwisata berkontribusi besar terhadap ekonomi di Bali, namun dampaknya terhadap lingkungan juga perlu mendapat perhatian. Seperti kemacetan, degradasi lingkungan, kelangkaan air bersih, erosi budaya, serta pengelolaan sampah.

CEO Jimbaran Hijau dan Founder JIMBAFEST Putu Agung Prianta menjelaskan, JIMBAFEST 2024 yang menampilkan ekspresi karya seni rupa, pertunjukan musik, dan kekuatan komunitas Bali kali ini akan menyampaikan dan menggambarkan kondisi alam dan budaya Bali tersebut secara jujur melalui perspektif seni. 

“Kami berharap setiap karya yang dihadirkan dalam JIMBAFEST akan berbicara dan menggugah kesadaran tentang keindahan sekaligus tantangan yang dihadapi Bali saat ini,” kata Agung.

Untuk itu Agung sangat mengapresiasi partisipasi para seniman yang memeriahkan helatan JIMBAFEST 2024, yang karyanya tidak hanya akan menginspirasi masyarakat lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk menggaungkan pesan pelestarian budaya dan lingkungan Bali ke pentas dunia. 

“Kami percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, menciptakan jembatan untuk menyuarakan isu-isu penting yang harus menjadi tanggung jawab bersama,” imbuh Agung.

Salah satu ekspresi kreatif seniman yang ditunjukkan dalam JIMBAFEST 2024 adalah pameran seni rupa “Crisis”, yang melibatkan karya-karya dari 13 seniman dengan menawarkan penafsiran mendalam mengenai permasalahan dan tantangan yang tengah dihadapi Bali maupun situasi global. 

Seniman dari Indonesia yang menampilkan karyanya antara lain Made Wianta, Made Bayak, Gilang Propagila, Jango Pramartha, Wayan Upadana dan Arkiv Vilmansa. Adapun seniman dari Australia yang ikut berpartisipasi antara lain Paul Trinidad, Jon Terry, Jerremy Blank, Antony Muia, dan Vladimir Todorovic. Lalu ada juga Stephan Spicher yang merupakan seniman asal Switzerland.

Kurator Crisis Visual Art Exhibition Yudha Bantono mengungkapkan karya-karya seniman yang terlibat dalam pameran kesemuanya menunjukkan kekuatan dalam membawa gagasan penting bagi isu keberlanjutan Bali dan juga dunia. 

Selain bertujuan untuk membangun ruang berkomunikasi yang kritis dan sebagai pengingat, pameran ini diharapkan dapat membangun ruang kesadaran bagi pengunjung JIMBAFEST 2024 maupun masyarakat Bali yang lebih luas. 

“Melalui karya-karya ini, diharapkan khalayak luas dapat memahami makna di balik tindakan seniman dan merespons situasi global yang tidak selalu tampak, tetapi memiliki dampak signifikan,” ujar Yudha.

CEO Antara Suara Andri Veraning Ayu menjelaskan bahwa JIMBAFEST 2024 juga menekankan pentingnya kehadiran para musisi dan seniman untuk menggaungkan spirit keaslian budaya Bali. 

“Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi katalis perubahan positif di Bali. Kehadiran para musisi dan seniman di festival ini semoga akan membuka ruang dialog dan menginisiasi tindakan kolektif untuk masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya.

CEO M Bloc Entertainment Ardy Siji juga menyampaikan bahwa JIMBAFEST 2024 membuka pintu yang lebar untuk semua orang khususnya komunitas. 

“Kehadiran beragam komunitas seni, musik, kuliner, kultur pop, hingga lingkungan menjadi energi baru untuk Jimbaran yang tengah berupaya menjadi ruang inklusif dan ramah komunitas di Bali. Kami berharap festival ini akan memperkuat pelestarian budaya Bali di tingkat global,” katanya.

Mengusung tema “Respect Alam Bali Banget”, JIMBAFEST 2024 membuktikan komitmen berkelanjutannya untuk mengurangi dampak negatif sampah. 

Selain itu, festival ini melibatkan langsung komunitas asli Jimbaran, baik yang bergerak di skena modern maupun komunitas tradisional. Kolaborasi ini memastikan bahwa suara dan aspirasi masyarakat setempat tetap terdengar dan dihormati dalam upaya menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi.

"Sebagai komunitas yang peduli terhadap Bali, kami ingin menunjukkan bahwa modernisasi dapat berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai tradisional, sehingga keduanya saling melengkapi dan memperkaya pengalaman budaya kita," jelas Perwakilan Komunitas Jimbaran I Komang Tri Sandyasa Putra.

Acara ini juga akan diramaikan oleh musisi-musisi berbakat dari berbagai genre, mulai dari Bagus Wirata, Dialog Dini Hari, Joni Agung & Double T dengan suasana khas reggae. Selain itu, band muda berbakat seperti Millennials, Painful by Kisses, Scared of Bums, dan Soulfood juga akan memeriahkan acara ini. Arjuna Nakal, Galiju, Goldvoice, Lorong Madness on the Block, Nyonya Ayu, Sourmilk, dan The Boldness juga hadir membawa energi positif bagi pengunjung dari setiap lirik yang dibawakannya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami