BMKG Tekankan Pengujian Rutin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly Florida, bersama Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono serta tim jajarannya melakukan inspeksi terhadap sejumlah alat pemantauan gempa bumi dan tsunami di Bali, yang meliputi pembangunan gedung backup InaTEWS, sistem monitoring gempa bumi dan tsunami, dan sistem pengukur tinggi gelombang laut.
Dalam rangka memastikan kesiapsiagaan terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami, pemeriksaan ini juga mencakup pengujian PGR (Pusat Gempa Regional) Di Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar yang terhubung dengan Pusat Gempa Nasional di Jakarta (27/12).
Dari hasil pemeriksaan, Nelly Florida mendapat informasi bahwa gedung backup InaTEWS merupakan salah satu gedung yang mengimplementasikan teknologi bangunan tahan gempa bumi sehingga memberikan rasa aman kepada pegawai on duty dalam melakukan monitoring gempa dimana Bali merupakan salah satu wilayah yang memiliki sumber gempa bumi di darat dan laut.
Dia menekankan pentingnya pengujian rutin dan berkala terhadap system dan alat di setiap PGR. Ia pun menambahkan bahwa setiap wilayah perlu melaksanakan uji komunikasi Tsunami Drill untuk memastikan kesiapsiagaan Masyarakat dan stakeholder terkait menghadapi potensi bencana alam.
Deputi bidang Geofisika pun memeriksa alat Tide Gauge (TG) yang berfungsi untuk mengukur tinggi gelombang laut di Desa Kedongan, Bali. Alat ini sangat vital untuk memantau kemungkinan tsunami yang dapat berdampak pada kawasan pesisir.
Lebih lanjut, Deputi bidang Geofisika dan tim melakukan Inspeksi ke stasiun Geofisika Sanglah, selain mengunjungi ruang operasional Ia juga mengecek website SIMAPS BMKG yang menunjukkan data dari 90 sensor di Pulau Bali. Nelly Florida menekankan perlunya pengembangan sistem SIMAPS dan terintegrasi dengan sistem informasi produk Geofisika lainnya seperti WRS New Generation agar lebih efektif dalam mendukung pemantauan geofisika di masa depan.
Nelly menambahkan, untuk membangun bidang geofisika yang lebih baik, tidak hanya alat yang harus di upgrade tetapi juga ilmu.
"Saya mengajak seluruh pegawai BMKG untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang S2 atau S3. Hal ini penting agar mereka dapat mendalami ilmu geofisika lebih dalam,” pungkasnya.
Pada 28 Desember 2024, agenda inspeksi berlanjut dengan pemeriksaan alat pengukur tinggi gelombang laut (TG) di wilayah Buleleng, Bali. Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan alat-alat pemantauan geofisika di Bali dapat berfungsi dengan optimal, dalam rangka meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam di wilayah tersebut.
Dengan berakhirnya rangkaian inspeksi di Bali, BMKG berharap seluruh upaya ini dapat memperkuat sistem pemantauan alat gempa bumi dan tsunami dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana. Kolaborasi yang solid antara teknologi, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci untuk menciptakan ketahanan yang lebih baik, khususnya di wilayah rawan gempa bumi dan tsunami seperti Bali.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls