search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Detik-Detik Tragedi Kanjuruhan Hasil Temuan TGIPF
Selasa, 18 Oktober 2022, 12:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Detik-Detik Tragedi Kanjuruhan Hasil Temuan TGIPF

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan mengungkap kronologi Tragedi Kanjuruhan berdasarkan keterangan sejumlah pihak. Berdasarkan keterangan Komnas HAM, kericuhan di Kanjuruhan bermula dari tembakan gas air mata. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 22.10 WIB.

"Pemicu utama kericuhan adalah tembakan gas air mata ke shuttle ban dan tribun supporter," bunyi laporan TGIPF atas keterangan Komnas HAM.

Komnas HAM menyebut polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton dan lintasan lari atletik (shuttle ban).

Keterangan itu serupa dengan pengakuan dirijen Aremania Yones. Dia berkata suporter kecewa dengan hasil pertandingan, tetapi dirijen mengingatkan agar menjaga suasana kondisif dan tidak turun ke lapangan.

"Tiba-tiba terdengar tembakan ke arah tribun 11, 12, 13 yang awalnya menduga kembang api, yang ternyata gas air mata, tembakan pertama ke arah ke tribun 12," tulis TGIPF berdasarkan pengusutan tim Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD).

Jika merujuk keterangan Kodam V/Brawijaya, kondisi memanas setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 21.57 WIB.

"Beberapa suporter Arema (Aremania) sejumlah ± 200 orang mulai turun ke Lapangan ingin mendekat ke posisi pemain & official Arema FC sehingga mereka bergegas menuju kamar ganti pemain," dikutip dari dokumen hasil temuan TGIPF Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Kodam V/Brawijaya menyatakan kepolisian menembak gas air mata karena kondisi tak terkontrol. Tembakan diarahkan ke tribune selatan dan tribune timur.

Tembakan itu membuat suporter turun ke lapangan dan menyerang aparat pada 22.20 WIB. Sejumlah anggota TNI menjadi sasaran amuk massa.

Pukul 22.30 WIB, menurut Kodam V/Brawijaya, kepolisian terus menembak gas air mata ke tribune selatan dan tribune timur. Lima menit setelahnya, suporter panik berusaha keluar stadion karena efek gas air mata.

"Pukul 22.50 WIB, massa melakukan aksi kepada personel polisi dan material milik polisi yang ada di sekitar stadion, adapun terdapat 13 kendaraan Polisi yang dirusak dan dibakar," bunyi laporan TGIPF atas keterangan Kodam V/Brawijaya.

Menjelang pergantian hari, ketegangan di stadion perlahan mereda. Kodam V/Brawijaya memerintahkan anggotanya untuk menyisir stadion dan membantu penanganan korban. Penanganan rampung sekitar 04.00 WIB pada 2 Oktober.

Kesaksian Kodam V/Brawijaya serupa dengan keterangan Polda Jawa Timur. Dua institusi itu menyebut Tragedi Kanjuruhan dimulai dengan kericuhan yang dipicu suporter.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami