Mahasiswa Jebol, Arak Gerbang Gedung Dewan ke Tengah Jalan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Demo tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dilakukan mahasiswa di Kantor DPRD NTB, jalan Udayana Mataram, Selasa (6/9) siang.
Demo yang ketiga kalinya pasca kenaikan BBM diumumkan Sabtu (3/9) lalu, berlangsung ricuh. Mahasiswa membobol gerbang gedung dewan, dan mengaraknya ke tengah jalan. Adapun gerbang yang dijebol dan diarak massa ke tengah jalan yakni gerbang di sebelah selatan gedung dewan.
Sejak pukul 10.00 WITA, ribuan mahasiswa dari Universitas Mataram, Universitas Bumi Gora Mataram, Universitas Teknologi Sumbawa dan beberapa kampus lainnya yang tergabung dalam "Aliansi Rakyat NTB Menggugat" terus berusaha menumbangkan gerbang Kantor DPRD NTB.
Baca juga:
Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Bakar Ban
Hal itu dilakukan karena koordinator aksi berencana untuk membawa massa masuk ke dalam Kantor DPRD NTB untuk melakukan dialog dengan damai. Lalu sekitar pukul 11.30 WITA, Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie keluar ke jalan, dan menyampaikan, bahwa pihaknya tidak memperkenankan massa aksi masuk.
“Kami tidak memperkenankan menerima siapapun ke dalam, demi alasan keamanan,” tutur Isvie menggunakan pengeras suara.
Mendengar itu, massa aksi sontak bersorak dan emosi pun semakin tersulut. Diinstruksikan oleh koordinator lapangan, para demonstran berpencar untuk merobohkan setiap gerbang yang menghadang.
Setelah berhasil masuk, aksi dorong mendorong pun kembali terjadi antara polisi dan demonstran, hingga mereka dipaksa mundur setelah pihak kepolisian menyemprotkan air bertekanan tinggi dengan truk water cannon.
Akibat aksi saling dorong antara massa dengan polisi, dua mahasiswa Universitas Mataram mengalami bocor di kepala. Diduga terkena serangan pentung polisi menggunakan tongkat.
“Kami di depan, dipukul polisi pakai tongkat,” ujar salah satu korban bernama Denis Ihwan saat diberikan penanganan oleh tim medis.
Selain Denis, ada pula satu korban yang diamankan ke mobil ambulans karena terlebih dahulu mengalami hal serupa, bahkan lebih parah. Menurut salah satu anggota tim medis, Ical mengatakan pendarahan di kepala korban yang pertama cukup serius dan sulit dihentikan.
“Lama pendarahannya, darahnya sampai sini (menunjuk tangan). Penanganannya juga serius, sekarang sedang dijahit,” tutur Ical.
Selain adanya dugaan tindakan represif, seorang polisi juga terlihat melakukan intimidasi verbal kepada orator dan bahkan kepada sopir yang sedang manuver membawa orator.
“Provokatif semua yang di atas ini. Kamu juga berhenti, berhenti!” ucap keras polisi tersebut sambil mengarahkan jari telunjuk kepada sopir yang tidak tahu apa-apa mengenai aksi.
Memasuki waktu sore, hujan pun turun dengan deras, sedikit demi sedikit keteganganpun mulai menurun. Namun, massa aksi tetap menolak pulang dan terus bersikeras untuk menduduki Kantor DPRD NTB.
“Pokoknya kita akan masuk dengan teratur dan berdialaog di dalam,” ujar Ketua BEM Unram, Yudhistira di atas panggung orasi.
Demonstrasi terus berlanjut dalam suasana hujan-hujanan dan terus dibumbui dengan aksi dorong. Umbul-umbul dan bunga-bunga taman yang ada di gedung dewan mengalami kerusakan karena terinjak massa.
Semenjak timbulnya isu kenaikan harga BBM hingga disahkan, setidaknya sudah terjadi tiga kali aksi demonstrasi di Kantor DPRD NTB untuk menolakan kenaikan harga BBM Solar, Pertalite dan Pertamax.
Demo pertama dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram pada 31 Agustus 2022. Mereka menuntut agar DPRD NTB mendesak DPR RI menyatakan sikap penolakan sebelum harga BBM benar-benar dinaikkan oleh Pemerintah Pusat.
Lalu demo kedua, dilakukan oleh beberapa aliansi mahasiswa se-Kota Mataram pada Senin, 5 September 2022 dengan massa aksi yang lebih besar dari sebelumnya.
Pada demo tersebut, aksi unjuk rasa juga lebih panas dari sebelumnya. Beberapa kali terjadi kericuhan hingga aksi pembakaran ban dan spanduk pun dilakukan untuk mendesak Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda keluar menemui mahasiswa.
Editor: Robby
Reporter: bbn/lom