Perang Nuklir Beneran di Depan Mata, Rusia Beri Peringatan Baru
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Rusia memberi peringatan baru soal bencana perang nuklir. Ini akibat langkah Barat ke Ukraina saat ini.
Dukungan senjata Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di aliansi NATO kepada Kyiv merupakan penyebab. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan manuver ini telah membawa kedua kubu dalam perang 'hibrida', di mana mereka sama saja berperang melawan pasukan Rusia.
"Kebijakan AS dan NATO untuk memicu konflik di Ukraina dan peningkatan keterlibatan mereka dalam konfrontasi militer penuh dengan bentrokan militer langsung dari kekuatan nuklir," tegasnya dalam forum konferensi PBB tentang perlucutan senjata yang dikutip CNBC International, Jumat (3/3/2023).
"Konsekuensi bencana," tambahnya seraya mengingatkan langkah sebelumnya yang diambil Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menangguhkan perjanjian pengurangan senjata nuklir START (for Strategic Arms Reduction Treaty) yang dibuat dengan AS, sebagai tanggapan keras atas tindakan Washington dan NATO di Ukraina.
Pernyataan Ryabkov merupakan sinyal kesekian kalinya yang diutarakan terkait ancaman perang nuklir. Sebelumnya, mantan presiden Rusia dan yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, mengatakan pasokan senjata Barat yang berkelanjutan ke Kyiv berisiko menimbulkan 'bencana' nuklir global.
Sebenarnya dalam wawancara Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto dengan media massa yang dihadiri CNBC Indonesia, terungkap pula bagaimana Putin memberi pesan untuk dibawa ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait kapan perang nuklir dimulai. Ini terkait serangan udara ke wilayah Rusia.
"Waktu saya bertemu, saya memperkenalkan diri. Kalimat pertama Putin adalah 'tolong sampaikan ke Presiden Jokowi bahwa Rusia tidak mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir'," ujar Andi.
"Kalimat keduanya, 'tapi jika ada serangan udara ke wilayah Rusia, kami mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir'," lanjutnya menceritakan pertemuannya 2022 lalu.
Perlu diketahui, Rusia dan AS memegang 90% senjata nuklir dunia. Namun belum ada data resmi yang menguak hal ini lantaran alasan keamanan dan kerahasiaan.
Dalam catatan Buletin Peneliti Atom pada Januari 2023, Negeri Paman Sam memiliki 3.708 hulu ledak nuklir. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 1.770 hulu ledak dikerahkan, sementara sekitar 1.938 disimpan sebagai cadangan.
Di sisi lain, Rusia memiliki jumlah senjata nuklir yang lebih banyak. Pada Oktober lalu, lembaga yang sama menyebutkan Negeri Beruang Putih memiliki 4.447 hulu ledak nuklir.
Sementara itu, perang besar-besaran Rusia-Ukraina masih terus berlangsung meski telah memasuki hampir satu tahun. Pada 24 Februari 2022 lalu, Putin memerintahkan pasukannya untuk masuk dan merebut beberapa wilayah di Timur Ukraina.
Dalam pidatonya setahun lalu itu, Putin menyatakan serangan itu sebagai 'operasi militer'. Ia berdalih adanya operasi ini dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang dibeking Kyiv serta memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net