1.300 Warga Rusia Ditangkap Gegara Protes Wamil Buat Perang
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Aparat Rusia menangkap lebih dari 1.300 warga yang menggelar demonstrasi menentang perintah wajib militer di tengah perang dengan Ukraina. Kelompok pemantau independen OVD-Info melaporkan bahwa lebih dari seribu warga itu ditangkap saat demonstrasi pecah di berbagai kota di Rusia.
Baca juga:
Korut Bantah Jual Senjata ke Rusia
Berdasarkan keterangan yang dikutip CNN, OVD-Info menyatakan bahwa dari keseluruhan angka itu, setidaknya 520 di antaranya ditahan di Moskow, sementara 524 lainnya dibekuk di St Petersburg.
Demonstrasi besar-besaran ini pecah setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan perintah mobilisasi parsial pada Rabu (21/9).
Sebagaimana dilansir The Washington Post, mobilisasi pada umumnya berarti perintah wajib militer, atau pemanggilan warga biasa untuk mengikuti kegiatan militer.
Kali ini, Putin hanya memerintahkan mobilisasi parsial. Artinya, hanya warga dari kelompok tertentu yang akan direkrut untuk wajib militer.
Baca juga:
Zelensky Menjerit Minta Dunia Hukum Rusia
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan bahwa target wajib militer kali ini adalah warga yang sudah memiliki kemampuan militer.
Menurutnya, Rusia bakal merekrut 300 ribu tentara cadangan dalam wajib militer ini. Kini, proses perekrutan sedang berlangsung.
Para warga memprotes kebijakan ini. Gerakan pemuda pro-demokrasi di Rusia, Spring, menganggap perintah ini melanggar hak asasi manusia.
"Vladimir Putin baru saja mengumumkan mobilisasi parsial di Rusia. Artinya, ribuan pria Rusia, ayah-ayah kami, saudara-saudara, dan suami kami akan dilempar ke penggiling daging, yaitu perang," demikian pernyataan Spring yang dikutip Al Jazeera.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net