search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
15 Satwa Liar Mati Hasil Perburuan Liar di TNBB Diamankan
Sabtu, 14 Oktober 2023, 21:51 WITA Follow
image

beritabali/ist/15 Satwa Liar Mati Hasil Perburuan Liar di TNBB Diamankan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Tim Taman Nasional Bali Barat (TNBB) berhasil mengamankan 15 satwa liar hasil perburuan pada Sabtu (14/10/2023). Mereka terdiri dari 11 kijang, 1 rusa timor, dan 3 babi hutan.

Peristiwa perburuan ini diduga terjadi pada Jumat (13/10/2023) kemarin. Sebuah kendaraan Toyota Kijang memasuki TNBB melalui pintu masuk menuju Pura Segara Rupek, Kabupaten Buleleng sekitar pukul 17.00 WITA.

Meskipun kendaraan tersebut tidak menimbulkan kecurigaan karena jalur tersebut sering digunakan oleh masyarakat untuk melakukan persembahyangan di dua Pura yang berada di wilayah TNBB. Pada Sabtu sekitar pukul 1.45 WITA, petugas melihat mobil tersebut keluar dari wilayah hutan.

Kemungkinan ada pihak lain yang melakukan perburuan terlebih dahulu sebelum mobil kijang dengan nomor polisi DK 1532 WB ini masuk untuk mengambil hasil buruan.

Ketika hendak melewati palang pemeriksaan di wilayah Tegal Bunter, Kecamatan Gerokgak, petugas mencurigai kendaraan ini. Dua orang tak dikenal di dalam mobil terlihat panik dan memundurkan mobilnya dari petugas. Mereka melarikan diri ke arah hutan dan meninggalkan mobil beserta hasil buruan mereka.

"Kendaraan yang diduga terlibat dalam kejadian ini sudah kami serahkan kepada pihak kepolisian. Sementara bangkai-bangkai hewan ini akan diurus sesuai dengan petunjuk kepolisian setelah dilakukan pemeriksaan," ujar Kepala Balai TNBB, Agus Krisna.

Agus Krisna juga menjelaskan bahwa setelah diperiksa oleh petugas, beberapa hewan yang sudah mati ditemukan di dalam mobil, termasuk 11 kijang, 1 rusa timor, dan 3 babi hutan.

"Hewan-hewan ini biasanya akan dijual di pasar gelap atau digunakan sebagai konsumsi," kata Agus.

Pihak TNBB telah menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian untuk segera mengungkap pelaku dari kejadian ini.

Agus juga menjelaskan bahwa pemburu saat ini memanfaatkan musim kemarau untuk melakukan perburuan, karena satwa di wilayah TNBB keluar dari hutan untuk mencari sumber air dan makanan.

"Kondisi kemarau panjang dimanfaatkan oleh para pemburu. Kami telah melakukan pemeriksaan setiap hari, namun wilayah TNBB yang luas, terdiri dari enam resort polisi hutan, membuat pengawasan menjadi tantangan," papar Agus.

"Namun, jalur ke Pura Segara Rupek masih sering digunakan oleh pemburu untuk akses masuk. Oleh karena itu, membedakan antara warga yang hendak sembahyang dan melakukan kegiatan perburuan menjadi sulit," tambah Agus.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami