search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
23 Delegasi Hadiri Forum Pembangunan Indonesia-Pasifik (IPFD) di Bali
Rabu, 7 Desember 2022, 11:09 WITA Follow
image

beritabali/ist/23 Delegasi Hadiri Forum Pembangunan Indonesia-Pasifik (IPFD) di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi resmi membuka Indonesia Pacific Forum for Development (IPFD) yang pertama pada 7-8 Desember 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali yang merupakan rangkaian kegiatan tahunan Bali Democracy Forum (BDF).

Pertemuan yang dihadiri sekitar 23 delegasi yang terdiri dari mitra organisasi dan negara-negara kawasan pasifik ini merupakan inisiatif strategis yang menjadi landmark sekaligus platform Indonesia untuk mengembangkan kerja sama pembangunan secara terlembaga di Kawasan Pasifik.

Forum ini akan menghubungkan negara-negara di Kawasan Pasifik dengan Lembaga-lembaga terkait di Indonesia dan mitra pembangunan potensial lainnya.

Dalam sambutannya Menlu Retno menegaskan komitmen Indonesia terhadap pengembangan wilayah Pasifik. Ia menekankan tiga hal yang harus menjadi fokus negara-negara pasifik. Yakni pertama, pihaknya harus menjaga kawasan pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil dan sejahtera. Agar hal ini terjadi, kata dia, semua harus memupuk kepercayaan strategis dan semangat kolaborasi. 

"Pada saat yang sama, kita harus menghormati prinsip dasar hukum internasional, termasuk kedaulatan dan integritas teritorial. Mari kita bekerja sama membangun arsitektur kawasan yang kuat dan inklusif," ungkapnya, Rabu (7/12/2022). 

Dikatakannya, pasifik harus menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari kawasan Pasifik yang damai, stabil, dan makmur. Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun depan diharapkan akan mendorong keterlibatan yang lebih besar antara ASEAN dan Pasifik, termasuk dalam implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific.

Kedua, lanjutnya, negara kawasan pasifik harus mengembangkan kerja sama yang konkret. 

"Bicara bicara itu mudah. Siapa pun dapat melakukannya, tetapi menjalankan pembicaraan, itu adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Jadi menjalankan apa yang dibicarakan membutuhkan komitmen yang kuat. Hanya dengan menjalankan apa yang kita bicarakan, kita dapat menghasilkan kerja sama yang konkret untuk rakyat kita," jelasnya.

Kolaborasi ini, menurutnya harus dimulai dengan isu-isu kepentingan bersama, seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pengurangan risiko bencana. Ia juga mennekankan pada memajukan kerja sama ekonomi laut yang berkelanjutan. Selain itu, Retno juga mengungkap pentingnya komunikasi antar orang ke orang untuk mempromosikan hubungan yang lebih dalam dan ikatan keluarga yang lebih kuat antara negara-negara Pasifik yang dapat dicapai melalui pendidikan, olah raga dan pertukaran budaya.

Dan ketiga, negara-negara kawasan pasifik harus memastikan platform pembangunan yang komprehensif dan inklusif. 

"Kita harus membuka pintu kerja sama pembangunan dengan negara manapun tanpa kecuali. IPFD akan membantu menghubungkan negara-negara Pasifik dengan mitra pembangunan dari kawasan dan sekitarnya. Kami dapat mendorong mereka untuk mendukung proyek-proyek tertentu di negara-negara Pasifik, dan Indonesia akan menantikan untuk menjajaki berbagai modalitas kerja sama, termasuk kerja sama triangular dengan mitra yang tertarik," jelasnya.

"Rekan-rekan, inilah saatnya Indonesia dan Pasifik memperkuat persatuan dan kolaborasi kita. Bersama-sama, kita dapat mengubah Pasifik menjadi seni stabilitas dan kemajuan," pungkasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami