250 Vila Bodong Tersebar di Badung
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pertemuan Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna dengan komponen Bali Villa Asossiation (BAV), pada Rabu (25/11) di ruang pertemuan mapolda Bali, mengungkap maraknya vila bodong di wilayah Badung. Tercatat, dari 750 Vila yang ada di Badung, hanya 500 yang memiliki registrasi.
Dipertemuan itu juga mengeluhkan rawannya kondisi lalu – lintas, kejahatan terhadap orang asing dan maraknya vila bodong di Badung.
Menurut Ismoyo, selaku Ketua BVA, kondisi vila di wilayah Badung sudah sangat memprihatinkan. Sejauh ini ada 750 unit Vila yang tersebar dan 500 unit yang tercatat registrasinya. Idealnya, ada 250 vila bodong tidak terdata.
Keberadaan ratusan vila itu juga tidak didukung dengan sektor standarisasi keamanan, diantaranya, kurangnya sumber daya manusia dan peralatan.
“Disejumlah Vila tidak ada petugas satpam. Padahal, keberadaan satpam sangat dibutuhkan guna menjamin keamanan disekitar vila,†ujar Ismoyo.
Oleh karena itu, komponen BVA meminta, agar tidak hanya hotel yang diberikan standarisasi keamanan, tapi juga Vila dan restoran. Selain itu, mereka juga mengharapkan aparat kepolisian memfokuskan pengamanan terhadap Vila.
Alasannya, kebanyakan owner Vila adalah orang asing yang menggunakan jasa warga lokal untuk berbisnis di Bali.
Pun demikian, warga asing juga membutuhkan pengamanan. Karena sekarang ini, turis asing cenderung mendapat perlakuan yang kurang etis dari para pelaku kejahatan.
“Saya menyaksikan, ada turis asing sedang duduk direstoran langsung dijambret. Tapi pemilik restoran tidak mau bertanggung-jawab,†ujar Dewi Mas Bloem selaku Asisten Manager vila The Heaven
Masalah kecelakaan lalulintas di areal pariwisata juga dibicarakan dalam pertemuan. Kerawanan menurut mereka, tidak terlepas dari brutalnya turis asing yang dugem di Kuta. Terkadang, para turis sekena hati mabuk dan ugal ugalan saat mengendarai sepeda motor.
“Yang justru bikin masalah bule itu sendiri. Tidak pakai helm, tidak pakai baju dan bau alcohol. Naik motor ugal ugalan sehingga banyak terjadi kecelakaan, bahkan korban mati. Kalau di negaranya dia sudah kena sanksi,†ujar Radu Frentiu, General Manager Bali Mandira.
Penempatan anggota di pos polisi dikawasan Petitenget juga sangat dikeluhkan para pelaku wisata ini. Mereka mengatakan, Polsek Kuta tidak pernah menanggapi kasus yang terjadi di seputaran seminyak. Alasan polisi, perjalanan sangat jauh.
Mereka pun meminta, agar Kapolda menempatkan anggota intelkam dan serse di pos Pol tersebut, agar cepat bertindak jika ada laporan masyarakat.
Menanggapi keluhan para komponen BVA, Kapolda Sutisna mengatakan, pihaknya akan merespon sejumlah informasi yang telah disampaikan didalam pertemuan. Intinya, kata Kapolda, guna meningkatkan pengamanan, diperlukan kerjasama yang kuat, antara polisi dan pelaku pariwisata.
Diakuinya, kejahatan akan selalu berkembang dengan modus operandi yang cenderung berbeda beda.
“Antisipasinya seperti apa itu yang akan kita lakukan. Itu yang akan kita kerjakan bersama sama mereka. Masalah keamanan adalah investasi. Karena tamu sudah banyak datang, tapi kalau tempatnya tidak aman dia tidak akan datang,†ujarnya.
Tak hanya masalah keamanan saja, Kapolda mengatakan, Vila juga harus membutuhkan petugas satpam, untuk menjamin keamanan.
Tapi, selama ini Kapolda mengeluhkan, banyaknya vila yang tidak ada satpam-nya. Tanpa ada satpam, katanya, Vila bakal menjadi sasaran pelaku kejahatan.
Kapolda pun mengingatkan kepada pihak Vila, jika menginventasi di Bali, masalah keamanan adalah yang terutama.
“Kita ingatkan mereka. Kamu yang punya investasi yang lebih besar, masalah keamanan kamu tingkatkan, kalau keamanan tidak ada, sangat percuma,†tegasnya.
Kapolda menanggapi masalah kurangnya keamanan disejumlah restoran restoran. Menurutnya, keamanan haruslah menjadi perhatian khusus pihak restoran. Sepanjang pengamanan dilakukan niscaya, kejahatan akan bisa di atasi.
“Kita ciptakan keamana bersama sama, mereka juga makan gula-nya. Masalah keamanan milik kita bersama," tandasnya.
Reporter: bbn/bgl