3 Mahasiswa ITB Pamer Aspal Kualitas Tinggi dari Limbah Kelapa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Teknologi aspal kualitas tinggi berbahan dari limbah plastik dan limbah serabut kelapa sawit, diperkenalkan di event Shell & Energy Academy Indonesia Think Efficiency 2022, yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (14/10).
Inovasi aspal yang disebut stone masthic asphalt KUY (A+ I) ini bahkan diklaim lebih baik dari aspal yang digunakan di Sirkuit Mandalika.
Adalah tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkenalkan stone masthic asphalt KUY (A+ I) ini, di side events dari Shell Eco-marathon, yang berlangsung 11-15 Oktober 2022 tersebut.
Ketiga mahasiswa ITB dalam side event Shell Eco-marathon itu adalah Romi Putra Ardiansyah, Oktaviani Nur Rahmawati dan Ilyas Bianto. Inovasi aspal tersebut adalah inovasi aspal aus KUY (A+ I) yang memanfaatkan limbah plastik dan limbah serabut kelapa sawit sebagai bahan additif yang ramah lingkungan.
Aspal ini juga pernah meraih prestasi dalam kejuaraan nasional di Jakarta. Menurut Romi Putra Ardiansyah inovasi aspal stone masthic asphalt KUY (A+ I) ini lebih baik dari aspal yang digunakan di Sirkuit Mandalika.
Perbedaannya dengan aspal yang di Mandalika adalah aspal inovasi ini berkemungkinan jauh lebih ramah lingkungan.
"Artinya bahan yang digunakan adalah pabrikan sementara inovasi yang kami bawa adalah limbah-limbah dari kelapa atau sampah-sampah," jelas Romi.
Serabut kelapa yang didapatkan dari penjual es degan tersebut selanjutnya dicacah dan dikeringkan hingga dalam ukuran-ukuran yang kecil-kecil dan kemudian dicampurkan ke aspal.
Efek dari serabut kelapa ini adalah aspal tersebut menjadi jauh lebih dekat dan lebih kuat. Keunggulan lainnya adalah saat menyerap air. Pada inovasi aspal kuy (A + I) dapat mampu menyerap air dengan cepat sehingga tidak ada genangan saat terjadi musim hujan.
Sedangkan pada aspal konvensional yang biasa digunakan jalanan Indonesia oleh PUPR biasanya terdapat genangan akibat adanya air.
"Kelebihan dari aspal kami adalah mampu menyimpan air di dalam rongga-rongga agregat ini," terang Romi
Keunggulan lainnya adalah nilai kekesatan antara ban dengan jalan itu sangat tinggi. Nilai dari aspal kuy (A + I) nilainya adalah di atas 90 sedangkan pada aspal konvensional masih pada nilai 60-70.
"Efeknya adalah slip pada motor atau mobil di mana cengkeraman antara roda dengan aspal itu lebih kuat daripada aspal konvensional," pungkas Romi.
Menurut Romi, menggunakan aspal KUY (A + I) ini bakal jauh lebih murah sekitar Rp8 miliar karena biaya maintenance yang jauh lebih murah. Aspal ini bisa bertahan sampai 50 tahun sedangkan aspal konvensional biasanya hanya bertahan 10-15 tahun saja.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/lom