search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
7 Kutipan Puisi Sapardi Djoko Damono Terpopuler
Minggu, 19 Juli 2020, 20:00 WITA Follow
image

bbn/suara surabaya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Penyair Sapardi Djoko Damono berpulang pada hari ini Minggu (19/7/2020), di usia 80 tahun. 


Karya-karyanya yang melegenda dan mendunia berhasil dicintai banyak orang dan membawa banyak penghargaan. Berikut 7 kutipan puisi Sapardi Djoko Damono yang populer seperti dikutip dari Suara.com.


1.  “aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada” 

 Sapardi Djoko Damono, Aku ingin


2. “Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu” 

 Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni


3. “tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu


tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu


tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu” 

 Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni

 

 4. Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa.

"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu.

Kita abadi.


Sapardi Djoko Damono, Perahu Kertas

 

5. “dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya” 

 Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni


 6. “Sajak kecil tentang cinta

Mencintai angin harus menjadi siut...
Mencintai air harus menjadi ricik...
Mencintai gunung harus menjadi terjal...
Mencintai api harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...

MencintaiMu harus menjadi aku” 
 Sapardi Djoko Damono

7. “barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas.” 
 Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami