search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Aktivis Greta Thunberg Sebut Konferensi Perubahan Iklim 'Penipuan'
Sabtu, 5 November 2022, 12:18 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Aktivis Greta Thunberg Sebut Konferensi Perubahan Iklim 'Penipuan'

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Aktivis iklim Greta Thunberg mendorong Australia untuk "bangun dan mengurus krisis iklim darurat layaknya sebuah keadaan darurat".

Dari kediamannya di Swedia, Greta menjawab pertanyaan dari program 7.30 dari ABC TV dan memperingatkan mereka yang mengandalkan para politikus untuk menyelamatkan planet.

Komentarnya bertepatan dengan Konferensi Perubahan Iklim tahun ini (COP27) yang akan akan digelar Minggu besok di Mesir.

"Kelihatannya banyak orang di Australia berpikir kalau kita punya pemerintahan baru, semuanya akan baik-baik saja," kata Greta.

"Tentu saja ini sama sekali tidak benar."

"Saya tidak pernah mendukung partai mana pun," katanya.

"Kadang orang berasumsi saya mendukung partai Hijau, yang tentu saja tidak benar. Semua ideologi dan partai politik gagal menciptakan perubahan yang bermakna."

'COP27 adalah penipuan'


Lebih dari 35.000 delegasi akan menghadiri pertemuan di Sharm el Sheikh, bersama lebih dari 100 pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Wakil Presiden RI Maruf Amin rencananya akan hadir mewakili Presiden Joko Widodo, sementara Menteri Energi Chris Bowen akan memimpin delegasi Australia. Namun Greta mengaku skeptis terhadap kemungkinan hasil dari pembicaraan KTT iklim PBB tersebut.

Menurutnya, pemimpin dunia mengucapkan hal-hal yang "membuat mereka terlihat melakukan sesuatu, meski sebetulnya tidak."

Pada KTT di Glasgow tahun lalu, hampir 200 negara setuju untuk "membahas dan memperkuat" target emisi mereka akhir tahun ini.

Tapi hingga September, hanya 24 negara yang sudah melaporkan rencana mereka kepada PBB, serta menjelaskan bagaimana mereka ingin mencapai target yang baru.

Menurut Greta, KTT iklim "menjadi kesempatan bagi penyumban polusi besar untuk melakukan greenwash ... menggunakan taktik PR dan strategi komunikasi melalui politik".

"COP27 akan terhitung sukses atau saya anggap sebuah kemajuan kalau semakin banyak orang menyadari bahwa konferensi tersebut adalah sebuah penipuan."

Belum terlambat untuk bergerak

Di usianya yang ke-19, Greta mengatakan dirinya tidak pesimis atau pun optimis tentang krisis iklim.

"Saya selalu bilang saya seorang realis. Sangat mungkin bagi kita untuk menghindari konsekuensi terburuk dari krisis ini, tapi ini tidak akan terjadi kalau kita terus-menerus seperti ini," katanya.

Empat tahun yang lalu, Greta memelopori gerakan di sekolahnya di Swedia dengan harapan menambah kesadaran tentang keadaan darurat iklim.

Tujuan dari aksi tersebut adalah untuk mengedukasi orang. Menurutnya cara komunikasi seperti ini yang dianggapnya sukses.

"Saya memberi tahu apa yang nyata terjadi, tidak berusaha mengemas pesan sesuai keinginan siapa-siapa untuk menyenangkan mereka," katanya.

Menurutnya usaha individu tidak akan pernah menyelamatkan planet.

"Bahkan jika saya melakukan segalanya dengan benar, saya tak cukup dengan hanya hidup dan membayar pajak. Jadi menjalani hidup yang berkelanjutan tidak mungkin tercapai di masa sekarang," katanya.

Analisa terbaru PBB menemukan tidak ada langkah kredibel untuk membatasi pemanasan global di angka 1,5 derajat. Di luar prediksi buruk tersebut, Greta mengatakan melawan perubahan iklim masih menjadi tanggung jawab utama manusia.

"Ini adalah pertanyaan moral ... bukan lagi tentang politik. Ini hanyalah sesuatu yang masuk akal dan dasar dari moral."

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami